REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin mengatakan, pernyataan larangan umat muslim datang ke Amerika Serikat dari kandidat calon presiden Partai Republik, Donald Trump, tak bernalar.
"Itu sudah melampaui batas, bayangkan kalau Amerika melarang muslim, negara muslim melarang orang barat masuk, apa yang terjadi, itu hanya memicu permusuhan saja, pernyataan primitif tak bernalar," katanya saat dihubungi Antara, Jakarta, Rabu.
Ia menilai, pernyataan politisi Amerika Serikat itu tidak bermutu dan menjauhkan rasa saling menghormati, tenggang rasa dan perdamaian yang kini dibutuhkan oleh dunia.
Selain itu, pernyataan tersebut menyudutkan, menjadikan umat Islam seolah-olah semuanya buruk dan teroris. "Padahal itu jelas tidak benar," katanya.
(Baca: 17 Muslim Dunia yang lebih populer dari Donald Trump)
Sementara itu, Donald Trump dikenal sebagai salah satu kandidat dari Partai Republik yang sering melontarkan pernyataan provokatif dan rasis.
Trump memberikan pernyataan pelarangan masuknya Muslim ke Amerika setelah terjadinya aksi penembakan yang dilakukan suami-istri Muslim Syed Rizwan Farook dan Tashfeen Malik di San Bernardino, California, Amerika.
(Baca: Washingtonpost Bandingkan Donald Trump dengan Raffi Ahmad)
Usulan pelarangan Muslim masuk Amerika itu termasuk para calon imigran, pelajar, turis dan pengunjung lainnya.
Pernyataan tersebut mengundang kritik dari mantan Wakil Presiden AS yang berasal dari Republik Dick Cheney dan sesama pesaingnya dari Partai Republik Jeb Bush. Jeb Bush malah menyebut Trump tidak waras.