REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perusahaan waralaba Trump Towers di Turki mengutuk proposal bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump yang melarang sementara Muslim memasuki AS. Perusahaan itu menyatakan sedang mengevaluasi hubungan kontraknya dengan pemilik nama dagang tersebut.
Trump Towers Istanbul adalah kompleks perumahan dan komersial yang dikembangkan oleh Aydin Dogan, miliader Turki, yang menaikkan pamor distrik bisnis pusat kota itu. Dogan membayar Trump karena merk dagang perusahaannya.
"Kami menyayangkan dan mengutuk keterangan diskriminatif Trump. Pernyataan-pernyataan seperti itu tak memiliki nilai dan merupakan produk dari suatu pemikiran yang sama sekali tidak memahami Islam, agama perdamaian," kata Bulent Kural, manajer pusat perbelanjaan Trump.
(Baca: 5 Komentar Kasar Donald Trump)
Trump, pengusaha real estat dan mantan bintang acara reality TV memimpin jajak-jajak pendapat untuk meraih suara dari Republiken sebagai calon dalam pemilihan presiden pada 2016. Kini dia mendapat kecaman di dalam dan luar negeri atas pernyataannya yang mendiskriminalisasi Islam.
(Baca: 10 Fakta Mengejutkan Tentang Trump)
Trump memprovokasi kemarahan internasional dengan menyerukan orang Islam, termasuk calon-calon pengungsi, mahasiswa dan turis, dilarang masuk ke AS setelah penmbakan di California. Pelaku penembakan adalah sepasang suami-istri yang mereka duga sudah diradikalisasi.
Trump Towers Mall di Istanbul memiliki 175 toko berbeda. Mereka memperkenalkan merk-merk terkenal di dunia dan Turki.
"Reaksi kami telah disampaikan langsung kepada keluarga Trump. Kami akan meninjau dimensi hukum dari hubungan kami dengan merk dagang Trump," kata Kural dalam satu pernyataan yang dikirim melalui surat elektronik. (Baca: 17 Muslim Dunia yang Lebih Populer dari Donald Trump)