Ahad 27 Dec 2015 07:02 WIB

Gus Sholah Paparkan Rencana Pembangunan Museum Islam Nusantara

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah memaparkan tentang sejumlah fasilitas wisata religi di makam, yang kini lebih nyaman bagi peziarah saat berkunjung.

Gus Sholah mengungkapkan tentang pembangunan Museum Islam Nusantara Hasyim Asyari (MINHA) di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir di Jombang, Sabtu(26/12) malam dengan menyebut museum tersebut sangat penting, sebab di dalamnya akan diisi tentang berbagai pengetahuan Islam.

"Kami berharap tahun depan museum selesai dibangun dan bisa diresmikan. Manfaat museum tersebut sangat penting," ujarnya dalam kegiatan haul ke-6 almarhum Presiden KH Abdurrahman Wahid di PP Tebuireng, Jombang.

Gus Sholah sebelumnya juga telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, yang salah satunya membahas terkait dengan pembangunan fasilitas di pondok. Presiden juga berkomitmen untuk membantu penyelesaian pembangunan museum di PP Tebuireng, Jombang tersebut.

Pembangunan museum di dalam lingkungan pondok sudah hampir tuntas, namun, untuk isi dari museum nantinya akan dipenuhi secara perlahan. Untuk saat ini, diprioritaskan selesai pembangunan museum tersebut.

Makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur yang ada di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, masih menjadi unggulan wisata ziarah di daerah itu.

Di makam itu, selain dimakamkan Gus Dur, juga pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Al Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim yang merupakan menteri agama pertama, dan sejumlah makam lain.

Dalam setahun, jumlah peziarah yang berkunjung ke lokasi makam mencapai 1,5 juta orang. Rata-rata, dalam sehari bisa sekitar 1.000 pengunjung, bahkan sampai 5.000 pengunjung saat libur panjang.

Selain membuat museum, saat ini tanah di sekitar pondok seluas 5 hektare juga difungsikan sebagai tempat parkir. Kebijakan ini diambil, sebagai upaya agar lalu lintas di sekitar pondok bisa lancar dan tidak terganggu dengan banyaknya kendaraan peziarah yang berlalu lalang.

Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jombang WE Tjitrawatie mengatakan potensi wisata di makam Gus Dur memang menjadi magnet tersendiri. "Untuk itu, kami kembangkan beberapa program dan pengaturan untuk sektor ekonomi," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah daerah membangun lokasi parkir di dekat makam tersebut. Lokasi itu digunakan sebagai tempat parkir seluruh kendaraan peziarah. Dalam sehari, ribuan warga datang ziarah ke makam di PP Tebuireng, Jombang, dan mayoritas menggunakan kendaraan besar.

Dengan itu, potensi pemasukan daerah akan cukup besar, sehingga pemda membuat tempat parkir. Selain untuk pemasukan daerah, tempat parkir itu juga untuk menata parkir kendaraan, agar tidak mengganggu arus lalu lintas di jalan utama Jombang-Kediri tersebut.

Untuk parkirnya, setiap kendaraan dikenai Rp 10 ribu. Uang itu dikelola dan masuk sebagai pendapatan daerah. Uang parkir itu dinilai standar dan kendaraan pun bisa mendapatkan tempat untuk parkir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement