REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhirnya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan kejelasan terkait penyelenggaraan kualifikasi PON 2016 Jawa Barat cabang sepak bola. Rencananya, ajang itu dilaksanakan pada 20-30 Maret 2016.
Dalam penyelenggaraan kualifiaksi PON 2016 Jawa Barat Kemenpora bakal melibatkan Tim Transisi untuk memantau penyelenggaraan Pra PON. Sebab, saat ini tim tersebut bertugas menggantikan peran PSSI yang sudah dibekukan oleh Kemenpora pada April 2015 lalu.
Terkait keputusan Kemenpora ini, Wakil Manajer Tim Pra PON Banten, Babay Karnawi meminta agar Tim Transisi lebih kooperatif. Selama ini, kata dia, tim yang dibentuk menggantikan PSSI dinilai lamban dan tidak tanggap.
''Jika Tim Transisi yang bertanggung atas penyelanggaraan Kualifikasi PON 2016, seharusnya mereka lebih kooperatif. Kami meminta agar Tim Transisi memberikan surat terkait penyelenggaraan tersebut kepada Komite Olahraga Nasional (KONI) daerah dan Asprov,'' katanya di Jakarta, Selasa (12/1).
Babay mengatakan pihaknya tidak ingin mengalami kerugian yang kali kedua setelah pelaksanaan kualifikasi PON 2016 cabang sepak bola diberhentikan oleh Tim Transisi beberapa beberapa bulan lalu.
Di samping itu, kata dia, pihaknya juga enggan mengumpulkan kembali skuatnya sebelum ada surat resmi kepada KONI. Kemudian Kemenpora juga dianjurkan untuk mengundang semua kontestan Pra-PON 2016 cabang olahraga. "Kami hanya ingin realisasinya saja. Kalau Tim Transisi yang bertanggung jawab seharusnya mereka lebih interaktif dengan kami," Babay menegaskan.
Sebelumnya, babak kualifikasi cabor sepak bola seharusnya sudah selesai akhir tahun 2015. Namun, penyelenggaraan kualifikasi di sejumlah wilayah dihentikan akibat izin pertandingan dicabut.
Kepolisian menarik izin lantaran Asprov PSSI daerah sebagai penyelenggara tidak berkoordinasi dengan Tim Transisi. Selanjutnya, Tim Transisi berjanji mengganti kerugian tim peserta yang sudah mengeluarkan dana ratusan juga untuk mengikuti kualifkasi. Hanya saja hingga saat uang pengganti itu tak kunjung datang.