REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menara masjid tertinggi di Asia dan yang ketiga di dunia, akan segera berdiri di Masjid Agung Medan. Menara ini merupakan salah satu bagian dari renovasi pembesaran masjid yang telah berdiri sejak 47 tahun lalu ini.
Renovasi total Masjid Agung Medan ditandai dengan peletakan batu pertama dan penandatanganan prasasti yang dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat (15/1). Renovasi ini ditargetkan selesai dua tahun lagi atau pada 2018.
"Semoga Allah meridhai pembangunan ini," kata Lukman.
Lukman mengatakan, pembangunan masjid pada hakekatnya tidak hanya membangun fisik semata, namun juga membangun dan menggagas program-program yang akan dikembangkan masjid Tersebut. Masjid diharapkan dapat membuat program yang dapat mensejahterakan masyarakat dan menebarkan kedamaian.
"Karena Islam adalah agama yang menebarkan keselamatan bagi sesama makhluk di dunia ini. Mudah-mudahan masjid ini seperti itu," ujar Lukman.
Kementerian Agama, kata dia, telah menerima masukan dari ormas dan ulama, saat ini, masjid atau tempat ibadah Islam lainnya sangat mudah dimasuki orang-orang yang ingin berdakwah. Orang-orang tersebut tidak diketahui latar belakang agamanya, namun begitu mudah menyampaikan ajaran agama Islam yang terkadang bukan hanya tidak sejalan, tapi bertolak belakang dengan ajaran Islam itu sendiri.
"Masjid Agung harus bisa seleksi apa yang disampaikannya sesuai yang diajarkan pendahulu kita. Dakwah yang disampaikan yang mencerahkan, bukan hanya menerangkan," kata Lukman. "Hindari bentuk dakwah yang memprovokasi, mengkafirkan dan lainnya. Ini yang membuat masyarakat Indonesia sibuk dengan hal tidak produktif."
Renovasi terakhir dilakukan pada 1994 lalu. Pelebaran Masjid Agung kali ini diestimasi menghabiskan dana sebesar Rp 400 miliar. Menara yang akan dibangun dirancang akan setinggi 199 meter.
Masjid berdiri di atas lahan 10 ribu meter persegi. Saat ini, luas bangunan adalah 1.000 meter persegi dan mampu menampung 1.200 jamaah. Setelah renovasi, luas bangunan Masjid Agung Medan akan menjadi 5.000 meter persegi dan mampu menampung 5.000 jamaah.
"Ada tambahan bangunan fasilitas lain, seperti gedung pertemuan, hall transisi, perpustakaan, galeri masjid agung, menara city view, roof garden, dan kantor kenaziran. Selain itu juga pembesaran kantor pengelola TPA dan TKA, rumah penjaga, cafetaria, tempat wudhu, dan toilet serta ramp difabel dan lift eskalator," kata Wakil Ketua Umum Panitia Pembangunan Masjid Agung, Musa Idhishah.