REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemungkinan besar gelaran Turnamen Piala Presiden bakal kembali di gelar pada tahun 2016 mendatang. Namun gelaran yang berhasil menyedot perhatian itu bakal diselenggarakan denga format yang berbeda dari sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan permintaan langsung Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang mengharapkan lebih banyak peserta yang terlibat.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Ketua Organising Committee (OC) Piala Presiden 2015, Erick Thohir. Menurut pria yang juga menjabat sebagai ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), keinginan presiden bisa diaplikasikan dengan baik dalam Piala Presiden 2016. Maka dengan melibatkan klub dari Divisi Utama hingga Liga Super Indonesia (ISL), Erick memastikan akan memakan waktu lebih panjang.
"Kalau ISL jalan ini lebih bagus lagi. Karena Piala Presiden akan seperti Coppa Italia dan Coppa del Ray atau Piala FA di Inggris," kata Erick di Galeri Seni Kunstriking, Jakarta, Senin (18/1) malam WIB.
Sebenarnya, sepak bola Indosia memiliki ajang seperti Coppa Itala, maupun Copa del Ray, yaitu Piala Indonesia. Terkait hal itu, Erick enggan berspekulasi apakah Piala Presiden akan menggantikan Piala Indonesia.
Menurutnya, rencana itu masih harus dibicarakan lagi dengan pihak yang berwenang. Namun Erick memastkan keberadaan Piala Presiden bukan untuk menyaingi kompetisi ISl maupun Divisi Utama.
Hal senada juga diungkapkan oleh, Ketua Steering Comitte, Maruarar Sirait dalam sambutannya. Politikus muda itu menyatakan jika Piala Presiden 2016 tidak hanya melibatkan klub-klub elite saja, tapi juga dari divisi bawah. Selain itu, Piala Presiden 2016 dipastikan akan lebih banyak menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
"Sejahuh ini Mahaka Sports and Entertainment sukses menyelenggarakan Piala Presiden. Insya Allah tahun depan Piala Presiden akan lebih baik lagi," kata Ara.
Sebelumnya, Price Waterhouse Coopers (PWC) Indonesia telah mengumukan hasl audit penyelanggaraan Piala Presiden. Hasil audit tersebut, menemukan bahwa penyelenggaraan Turnamen Piala Presiden 2015 ini melahirkan sebuah pendapat 'Wajar Tanpa Pengecualian.