REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di kampus-kampus disinyalir sudah dimasuki oleh aktivis Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Mereka secara halus mengajak mahasiswa dan mahasiswi mengikuti kajian yang mengarahkan pada penerimaan dan pelegalan LGBT sebagai sesuatu yang biasa.
(Baca: Grup Konseling LGBT Muncul di Kampus UI).
Wakil Rektor IV Uhamka Zamah Sari mengatakan, Uhamka merupakan kampus Muhammadiyah. "Gerakan kita adalah gerakan Islam. Syariat Islam, Alquran, dan Hadis menolak pandangan liberal hubungan antar manusia termasuk LGBT," katanya, Jumat, (22/1).
Insya Allah, ujar dia, Uhamka bersih dari aktivis LGBT sebab Uhamka berpegang pada Alquran dan Sunah Nabi. Anak-anak juga dilakukan penyadaran sedini mungkin sejak kecil. Sekolah Muhammadiyah terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, juga universitas.
(Baca: Firmansyah, Sosok Gay yang Mengaku Dirikan SGRC UI).
"Anak-anak sejak TK dan SD sudah diajarkan pendidikan agama Islam yang tentu saja menolak LGBT. Selain itu, pantauan kami kampus-kampus Muhammadiyah seperti Uhamka bersih dari LGBT sebab kami sudah membentengi anak-anak sedini mungkin."
Mahasiswa Uhamka sebelum saat jadi mahasiswa baru melakukan kegiatan tiga hari satu malam yang isinya pengemblengan nilai-nilai keislaman ke dalam pikiran dan sanubari mereka. Kegiatan pengkaderan juga masif dilakukan oleh IMM di kampus-kampus Muhammadiyah.
(Baca: Tawarkan Konseling, Pendiri SGRC-UI Ternyata Seorang Gay)
Zamah menegaskan, di Uhamka SKS pendidikan agama Islam sebanyak 12 SKS. Sebelum mereka skripsi juga ada ujian kemuhamadiyahan supaya mereka paham dan mempraktikkan agama Islam sesuai Alquran dan Sunah Nabi.