REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia merosot kembali pada Senin (25/1) atau Selasa (26/1) WIB. Sebelumnya harga minyak sempat menguat tipis.
Di perdagangan New York, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret merosot 1,85 dolar AS menjadi berakhir di 30,34 dolar AS per barel. Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, menetap pada 30,50 dolar AS per barel, turun 1,68 dolar AS dari penutupan Jumat (22/1).
Para analis menjelaskan lonjakan 15 persen harga minyak mentah pada Kamis (21/1) dan Jumat (22/1) lalu, karena kombinasi langkah spekulatif dan ekspektasi bahwa badai salju yang melanda Pantai Timur AS akan mendorong tajam permintaan untuk minyak pemanas.
Gene McGillian dari Tradition Energy mengatakan lonjakan harga pekan lalu terjadi karena penyesuaian posisi setelah jatuh ke posisi terendah sejak 12 tahun terakhir. Tetapi, kata dia, tekanan kembali terjadi pada Senin (25/1) akibat kekhawatiran lebih besar tentang pelambatan permintaan dan laporan pemerintah Cina bahwa Arab Saudi berencana untuk mendorong pekerjaan pembangunan energi tanpa mengurangi produksi.
"Pertanyaannya adalah, apakah kita akan bergerak terus lebih rendah dan menguji kembali terendah kami, dan sekarang, itu tidak tampak seperti ada sesuatu untuk menghentikan ini," ujar McGillian.
Baca juga:
Venezuela-Rusia Kerja Sama Melawan Anjloknya Harga Minyak
Tutupi Defisit Keuangan, Negara Eksportir Minyak Berlomba Terbitkan Sukuk