Jumat 29 Jan 2016 09:16 WIB

Ngotot Sajikan Wine, Jamuan Makan Rouhani-Hollande Batal

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Iran Hassan Rouhani (kiri) bersama Presiden Prancis Francois Hollande dalam konferensi pers di Istana Elysee di Paris, Kamis, 28 Januari 2016.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Presiden Iran Hassan Rouhani (kiri) bersama Presiden Prancis Francois Hollande dalam konferensi pers di Istana Elysee di Paris, Kamis, 28 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Jamuan makan siang kenegaraan antara dua kepala negara, Presiden Prancis Francois Hollande dan Presiden Iran Hassan Rouhani, terpaksa dibatalkan, Kamis (28/1).

Jamuan makan kedua kepala negara ini dibatalkan setelah Prancis menolak menghapus minuman anggur dalam daftar menunya sesuai keinginan Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani melakukan lawatan kenegaraan di Eropa pekan ini, dimulai dari Italia dan Prancis dalam rangka membuka kerja sama dan lobi kesepakatan nuklir. Pada Kamis siang, Rouhani dan Hollande dijadwalkan melakukan jamuan makan siang di salah satu restoran mewah di Paris.

Namun, dalam pembahasan protokolernya terjadi perselisihan antara Iran dan Prancis. Daily Mail melaporkan, Prancis berkeras tetap menyajikan minuman anggur beralkohol sebagai pelengkap. Sedangkan, Iran menuntut agar minuman dan makanan diharuskan memenuhi standar halal.

"Istana kepresidenan menolak menyiapkan makanan agar terkesan ramah dengan Iran karena bertentangan dengan nilai-nilai Republik Prancis," dilansir dari Washington Times, Kamis (28/1).

Dalam kunjungan Rouhani sebelumnya di Italia, Roma lebih akomodatif dengan menghapus semua makanan dan minuman yang dianggap tidak halal dalam jamuan makan dua kepala negara.

Hal ini berbeda dengan Prancis. Ini bukan kali pertama permasalahan jamuan makan antara kepala negara Iran dan Prancis terganggu akibat standar kehalalan.

Sebelumnya, kedua kepala negara juga pernah membatalkan acara jamuan makan karena permasalahan minuman anggur. Pada November tahun lalu, Prancis menolak permintaan Iran untuk menyajikan makanan dan minuman bebas alkohol.

Baca juga:

Jepang Kecam Film Kontroversi PD II Buatan AS

Virus Zika Bisa Menginfeksi 4 Juta Orang

Terkait Video Propaganda ISIS, 2 Rumah di Melbourne Digeledah

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement