REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Puluhan ribu pengungsi Suriah berkumpul di dekat persimpangan perbatasan dengan Turki, mereka melarikan diri dari serangan pemerintah besar-besaran di wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo. Mereka berjuang ditengah udara dingin dan hujan di perbatasan Turi.
Dilansir laman Aljazirah, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Sabtu (6/2) negaranya akan tetap menerapkan kebijakan pintu terbuka di perbatasan untuk pengungsi. Ia menambahkan bahwa 5000 dari mereka telah diizinkan masuk ke Turki.
"50 ribu hingga 55 ribu lainnya sedang dalam perjalanan mereka dan kita tak bisa meninggalkan mereka di sana," katanya.
Namun Gubernur Provinsi Kilis Turki di perbatasan dengan Suriah mengatakan, ribuan pengungsi Suriah tiba di perbatasan dekat Kilis dalam 48 jam terakhir. Mereka kini sedang ditampung di kamp-kamp di sisi Suriah di perbatasan.
Suley man Tapsiz mengatakan di perbatasan Oncupinar dekat Kilis, ada
70 ribu Suriah lainnya diperkirakan akan datang jika serangan Rusia dan pemerintah Suriah terus dilakukan.
"Pintu kami tak tertutup, tetapi saat ini belum perlu menjadi tuan rumah untuk orang-orang itu di dalam perbatasan kita," ujarnya kepada Associated Press. Ia menambahkan para pengungsi telah diberi makanan, selimut dan tenda.
Pengungsian besar-besaran kembali terjadi setelah tentara Suriah yang didukung Rusia melancarkan serangan besar sehingga memicu krisis kemanusiaan di Aleppo. Serangan tersebut merupakan yang paling signifikan dari intervensi Rusia selama ini.