Selasa 09 Feb 2016 19:48 WIB

BI Pantau Harga Minyak Dunia untuk Turunkan BI Rate

Rep: C37/ Red: Nur Aini
BI Rate (ilustrasi)
Foto: Antara
BI Rate (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan akan memutuskan besaran suku bunga acuan (BI Rate) dari kondisi inflasi dan kondisi global yaitu harga minyak mentah dunia yang masih berfluktuatif. Sebelumnya BI Rate telah turun 25 basis poin menjadi 7,25 persen pada 14 Januari lalu.

"Ruang penurunan BI Rate ada. Dan dalam press rilis terakhir kan, akan dilihat dari bulan ke bulan. Tergantung pada kondisi inflasi, kondisi global, termasuk juga harga minyak dunia," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (9/2).

Juda menjelaskan, penurunan harga minyak itu akan berdampak pada kenaikan inflasi jika pemerintah merespon dengan melakukan perubahan harga BBM di dalam negeri.

"Kita akan terus pantau ya. Juga misalnya kalau harga minyak dunia turun, harga BBM dalam negeri turun, harga angkutan turun atau tidak. Karena ini besar dampaknya," tutur Juda.

Menurut Juda, turunnya tarif angkutan umum berdampak sangat besar pada core inflation. Sebab, penurunan tarif angkutan umum mempengaruhi semua harga barang.

Ada dua hal yang sering menjadi faktor penggerak gejolak harga, yaitu harga yang diatur pemerintah (administered price) dan pangan (volatile food). Administered price, kata Juda, sekarang sudah direformasi oleh pemerintah. Dengan subsidi yang dipotong dan dikurangi, faktor-faktor tekanan inflasi dari administered price sudah mulai berkurang.

"Volatile food inilah yang menjadi kunci dalam upaya kita mencapai inflasi di 2018 hingga 3,5 persen. Ini menjadi penting dan fokus dari tim pengendali inflasi di pusat dan daerah. Yaitu bagaimana menangani ini," kata Juda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement