REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran ekonomi syariah memang telah diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Namun, manfaat dari kehadiran ekonomi syariah tampak belum bisa dirasakan umat.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menilai sistem ekonomi syariah di Indonesia belum dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Maka itu, ia mengatakan kalau ICMI akan turut berusaha mendorong ekonomi syariah di Indonesia agar dapat berdampak sosial, dengan mendorong wakaf produktif.
"Wakaf produktif jauh lebih efektif, dan dengan itu kita akan dorong ekonomi syariah agar berdampak kepada kemakmuran umat," kata Jimly kepada Republika.co.id, Kamis (11/2).
Ia menjelaskan, ruh dari ekonomi syariah adalah mampu bermanfaat bagi sosial, sehingga harus mampu mengantarkan manfaatnya untuk dapat dirasakan umat. Sayangnya, lanjut Jimly, sistem ekonomi syariah yang saat ini ada di Indonesia masih bersifat perbankan biasa, dengan keuntungan maksimal yang dirasakan pribadi pemilik saja.
Jimly mengibaratkan sistem ekonomi syariah yang telah ada di Indonesia saat ini hanya sekadar halalal, dan belum mampu menjadi toyiban karena belum berdampak sosial. Untuk itu, ia menerangkan kalau ICMI akan mendorong gerakan ekonomi berbasis wakaf, agar ekonomi syariah mampu berdampak sosial ke ekonomi rakyat dan menjadi halalal toyiban.
"Era baru prinsip ekonomi syariah harus berdampak pada sosial ekonomi," ujar Jimly.
Meski begitu, ia mengaku turut berbahagia melihat ekonomi syariah yang telah hadir dan diterima di tengah masyarakat Indonesia, setidaknya selama 25 tahun belakangan. Dengan menggerakan seluruh potensi yang ada di ICMI, Jimly meyakini akan terus ada perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.