REPUBLIKA.CO.ID, Kata haq banyak tercantum dalam Alquran. Istilah itu umumnya diartikan "kebenaran" , namun sebahagiannya tidak diartikan sama sekali, hanya dengan memakai istilah haq itu sendiri. Dalam Alquran surat Al Isra (17):26, istilah tersebut tidak mungkin diartikan dengan "kebenaran"; begitu pula pada QS Ar Ruum (30) ayat 28.
Arti sesungguhnya dari haq yang tercantum dalam kedua ayat suci tersebut ialah "yang logis"; maka berikanlah pada kerabat, orang miskin, yang logis untuknya, dengan maksud tidak berlebihan. Atau dengan pendekatan zaaman sekarang: apalah artinya sebuah TV bagi orang miskin yang kebetulan membutuhkan sepiring nasi. Jadi pemberian yang diserahkan kepadanya hendaklah yang berguna, logis, pada keadaannya.
Bila yang logis telah datang maka yang batil akan hilang. Yang logis itu adalah suatu yang rasionil berdasarkan perhitungan tepat dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku. Jika dulunya bumi ini dikatakan datar, maka itu adalah suatu kebatilan yang waktu itu dianggap suatu kebenaran.
Tetapi kemudian, setelah penyelidikan dilakukan secara rasionil dengan perhitungan begitupun bukti-bukti nyata telah ditemukan, terdapatlah hal yang logis bahwa bumi ini bukannya datar lempeng malah bulat. Dalam hal ini ternyata kebenaran yang dulunya dikatakan tidak mengandung kesalahan ternyata kebatilan.
Jadi, sesuatu kebenaran belum dapat dikatakan logis, sebelum dia diuji secara rasionil dan dengan kenyataan. Dari contoh ini dapatlah diketahui bahwa ketika yang logis datang maka yang batil pasti hilang. Bilamana yang haq datang yang batil jadi lenyap.
Semua perkataan Allah adalah logis; Alquran mengandung ketentuan-ketentuan logis; benda-benda angkasa diciptakan-Nya secara logis, sesuai dengan fikiran sehat dan paralel dengan kenyataan yang berlaku. Demikian segala istilah haq yang tercantum dalam Alquran.