REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin zika butuh 18 bulan lagi untuk bisa diuji dalam skala besar, Jumat (12/2). Asisten Direktur Umum WHO untuk Sistem Kesehatan dan Inovasi, Marie-Paule Kieny mengatakan badan kesehatan PBB telah merespons dengan cepat.
"Sebanyak 15 perusahaan atau kelompok telah bergabung untuk mencari vaksin," katanya. Vaksin yang dicari terdiri dari beberapa jenis, seperti virus yang dilemahkan atau menggunakan vaksin DNA.
(Baca: WHO akan Umumkan Hubungan Zika dengan Gangguan Saraf)
Penemuannya akan membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam pengembangan. Namun menurut Kieny, semua pihak memulai dari level paling dasar.
Ia juga mengatakan pada reporter, hubungan antara nyamuk pembawa virus dan kelainan kepala pada anak baru lahir juga semakin meyakinkan. Meski demikian, masih perlu banyak waktu dan penelitian untuk mengonfirmasi hal tersebut.
Baca juga:
Dunia Sepakati Beri Bantuan Kemanusiaan Bertahap di Suriah