Sabtu 13 Feb 2016 12:58 WIB

Jatman DKI Jakarta Gelar Pelatihan Tasawuf

Rep: agung sasongko/ Red: Damanhuri Zuhri
kh wahfiuddin di hadapan para peserta pelatihan tasawuf yang digelar Jatman DKI Jakarta
Foto: dok. Jatman DKI Jakarta
kh wahfiuddin di hadapan para peserta pelatihan tasawuf yang digelar Jatman DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Sabtu (13/2) pagi, Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdhiyyah (JATMAN) DKI Jakarta untuk kali pertama menyelenggarakan pelatihan gabungan lintas tarekat di Rawamangun, Jakarta Timur.

Asosiasi pengamal tarekat di Jakarta yang menginduk kepada Nahdlatul Ulama ini mengundang delapan tarekat; Khalwatiyyah, Idrisiyyah, Tijaniyyah, Syadziliyyah, Naqsyabandiyyah, Ghazaliyyah, Syathariyyah dan Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya.

HM Rusbiyanto Asfa, Sekretaris JATMAN DKI Jakarta menyampaikan pelatihan tasawuf tingkat dasar ini diselenggarakan sebagai upaya Jatman membumikan revolusi mental melalui metode tasawuf.

“Selain program kaderisasi, kami juga akan menggerakkan komunitas tarekat dengan program ekonomi. Umat semakin membutuhkan kehadiran tasawuf,” ungkap Rusbiyanto Asfa kepada Republika.co.id, Sabtu (13/2).

Saat pembukaan, Mudir Idarah Wustha, KH Wahfiudin Sakam mengutarakan kaum tarekat selalu menjadi penggerak dalam peradaban Islam.

“Termasuk para pejuang kemerdekaan bangsa kita. Pemberontakan terhadap penjajah saat itu dimotori para sufi,” kata kiai Wahfiuddin menjelaskan.

Wakil talqin TQN Suryalaya ini menambahkan, pelatihan tasawuf tingkat dasar akan digelar di empat wilayah lainnya. Untuk di Jakarta Timur diselenggarakan di TQN Center, Masjid Al-Mubarak.

Insya Allah pelatihan ini akan berjenjang hingga muncul instruktur-instruktur yang akan menjadi agen revolusi mental melaui metode tasawuf,” ungkap kiai Wahfiuddin menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement