Selasa 03 Sep 2024 07:34 WIB

Meluruskan Sejarah Pendiri Organisasi Tarekat Kiai NU

Ada perubahan sejarah pendirian Jatman.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Logo NU. Ilustrasi
Logo NU. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah ahli tarekat dan pimpinan Jamiyah Ahlith Thoriqoh Al Mutabaroh An Nahdliyah (Jatman) dari berbagai daerah datang ke Kantor PBNU di Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024) siang. Jatman merupakan organisasi tarekat yang didirikan para kiai NU. 

Dipimpin anggota Majelis Ifta (ulama senior) Wal Irsyad Jatman KH Chalwani Nawawi, para kiai tarekat ini ditemui langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni.

Baca Juga

“Ada dua hal yang kami sampaikan. Yang pertama menanyakan status kepengurusan idarah yang semestinya berakhir September 2023 tapi hingga sekarang belum juga bermuktamar,” ujar Kiai Chalwani dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id Senin (2/9/2024).

Selain itu, para kiai tarekat juga melaporkan realitas terkini dari organisasi Jatman kepada PBNU dan meminta PBNU segera mencarikan jalan keluar.

Dalam kesempatan ini, Kiai Chalwani yang datang ke PBNU bersama para pengurus mursyid tarekat dan para pengurus Jatman wilayah ini juga menyampaikan kegusaran mereka karena adanya perubahan sejarah Jatman sejak dipimpin Habib Lutfi bin Yahya. 

“Kami juga kepingin meluruskan sejarah Jatman. Awal berdirinya dulu belum bernama Jatman itu tahun 1957. Yang mendirikan empat kiai, yakni KH Muslih Mranggen (Demak), KH Nawawi Purworejo, KH Mandhur Temanggung dan KH Masruhan Iksan Mranggen,” kata Kiai Chalwani.

Namun sejak dipimpin Habib Lutfi, sejarah Jatman diubah pendirinya menjadi KH Siroj Payaman Magelang, KH Chudhlori Tegalrejo, KH Dalhar Watucongol, dan KH Abdul Chamid Magelang.

“Bahwa Kiai Dalhar, Kiai Siroj itu ikut mendoakan kongres pertama betul, tapi tidak dalam kapasitas mendirikan,” kata Kiai Chalwani. Kiai Chudhlori misalnya saat itu juga menyumbang dana kongres pertama tapi memang tidak ikut mendirikan.

Sementara itu, Waketum PBNU, KH Amin Said Husni mengatakan Idarah Aliyah Jatman memang sempat berkirim surat permohonan perpanjangan kepengurusan. Tapi, kata dia, surat itu baru dikirimkan pada Juli 2024. 

Padahal kepengurusan Idarah Aliyah Jatman sudah habis sejak September 2023. Sehingga terdapat masalah secara legal formal terkait kepengurusan Idarah Aliyah Jatman.

“Tadi PBNU sudah minta kepada para kiai Thoriqoh yang hadir hari ini untuk melakukan komunikasi dengan para pimpinan Jatman untuk kemudian berkonsultasi kembali dengan PBNU dalam waktu dekat,” kata Kiai Amin Said.

Sedangkan terkait habisnya kepengurusan Jatman, para kiai senior anggota sebenarnya juga telah mengadakan pertemuan di pesantren Daru Ulil Albab, Juwet, Ngronggot, Nganjuk beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan itu, para kiai anggota tarekat menyerukan beberapa hal. Di antaranya meminta para Masyayikh Jatman dan anggota segera mengangkat Rais Aam dan Mudir Aam yang baru. Selain itu mereka juga minta Jatman dikembalikan sesuai khittah sebagai Badan Otonom PBNU.

Para kiai anggota Jatman juga menyerukan bahwa kepengurusan Jatman telah demisioner sehingga tidak lagi memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan organisasi dan pelaksanaan Muktamar Jatman diserahkan kepada PBNU. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement