REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca Perdagangan Indonesia pada Januari 2016 ini mengalami surplus sebesar 50,6 juta dolar AS. Angka ini jauh di bawah surplus neraca perdagangan pada Januari 2015 lalu sebesar 632,3 juta dolar AS.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai surplus ini terbantu oleh surplus sektor non migas sebesar 164,5 juta dolar AS. Sementara itu, neraca perdagangan sektor migas defisit 113,9 juta dolar AS.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, nilai surplus kali ini meski tipis, diharapkan bisa menjadi sinyal positif bagi neraca perdagangan secara umum pada tahun 2016 ini. Alasannya, dia mengungkapkan bahwa pada meski tahun lalu surplus neraca perdagangan lebih besar dibanding saat ini, namun defisit justru terjadi di dua tahun berturut-turut pada 2013 dan 2014.
"Menurun, tetapi masih positif, masih surplus di awal tahun. Karena kalau kita lihat sebelumnya, 2015 kita surplus januari tapi 2014 lalu januari defisit 444,9 juta. Dan 2013 januari defisit 4,6 juta dolar AS. Sementara 2012 masih bagus surplus 1,10 miliar tapi setelah itu surplus walau menurun namun harapannya ini awal yang baik," kata Suryamin saat paparan di kantornya, Senin (15/2).