REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta besar Suriah di Moskow Riad Haddad mengatakan kepada televisi Rossiya 24, Senin (15/2), mengatakan Damaskus berharap perundingan damai akan dilanjutkan pada 25 Februari 2016.
Haddad memberikan pernyataan setelah pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan menggunakan dukungan udara Rusia bergerak lebih mendekati wilayah kubu pemberontak di Aleppo, Suriah yang dekat perbatasan Turki. Hal ini menyebabkan ketegangan yang meningkat antara Turki dan Rusia.
(Baca: Turki Tuduh Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Suriah)
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengecam perundingan damai Suriah di Jenewa, Swiss sebagai teater diplomatik dimana masyarakat internasional pada akhirnya akan mengemban tanggung jawab. Seorang tokoh oposisi Suriah juga mengkritik Rusia yang melanjutkan pengeboman di Suriah.
"Orang-orang di negara ini perlu melihat tindakan, bukan kata-kata,’’ ujarnya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Selasa (16/2).
Diplomat dari kelompok negara-negara yang memiliki kepentingan dalam perang saudara Suriah, termasuk Amerika Serikat (AS), Rusia Turki, Arab Saudi, dan Iran, Jumat (12/2) sepakat berusaha menghentikan permusuhan sementara dalam waktu sepekan. Mereka juga sepakat mempercepat dan memperluas pengiriman bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Suriah yang terkepung mulai pekan ini.
Baca juga: Wow, Berlian Raksasa Ditemukan di Angola