REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan tingkat bunga perbankan adalah dengan menjaga laju inflasi pada kisaran empat persen.
"Pemerintah akan mengambil langkah menegakkan betul supaya inflasi itu berada pada angka empat persen," kata Darmin saat ditemui seusai rapat koordinasi membahas tingkat bunga di Jakarta, Senin.
Darmin mengatakan, dengan adanya upaya tersebut, maka diharapkan bank sentral bisa mengambil kebijakan yang sesuai dan memadai agar tingkat bunga bisa mendekati asumsi laju inflasi nasional yang ditargetkan.
"BI bisa melakukan kajian dan langkah-langkah agar 'policy rate'nya, saya tidak bilang 'BI rate', tapi 'policy rate'nya, bisa mendekati arah itu," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia ini.
Selain itu, dalam rapat juga disepakati adanya langkah dari Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN untuk berkomunikasi dengan bank-bank besar agar tidak menggunakan "special rate" yang nantinya bisa membebani sektor perbankan.
"Tidak perlu pakai peraturan, tapi bisa dengan komunikasi dengan bank-bank besar agar dana mereka bunganya tidak pakai 'special rate'. Dengan demikian, tidak ada upaya untuk mendorong secara sepihak 'cost of fund' yang mahal di perbankan," kata Darmin.
Darmin menambahkan adanya kesimpulan rapat bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan pembatasan atau "capping" terhadap bunga tinggi, agar tidak menimbulkan tingkat risiko pembiayaan yang berlebihan.
"OJK akan memonitor, agar tidak ada 'special rate' berlebihan. Kalau mereka (perbankan) ikut, OJK akan memberi insentif, kalau 'main' dan melanggar kesepakatan, tentu ada 'punishment'," jelasnya.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga diminta untuk memperhatikan atau menyesuaikan kebijakan dengan langkah yang dilakukan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan OJK sesuai dengan sistem yang berlaku saat ini.
Dengan berbagai upaya koordinasi antar instansi ini, Darmin mengharapkan adanya penyesuaian tingkat suku bunga "lending rate" pada kuartal terakhir tahun 2016 berada pada kisaran "single digit".
"Secara keseluruhan sistemnya lebih sederhana, dan kita kemudian melihat sangat terbuka kemungkinan tingkat suku bunga 'lending rate' pada akhir tahun ini akan 'single digit'," ujarnya.