Oleh EH Kartanegara
REPUBLIKA.CO.ID,Dalam Surat Ath Thariq ayat 4, Allah SWT berfirman, ''Setiap pribadi pasti ada penjaganya.'' (terjemahan M Quraish Shihab, Pustaka Hidayah, 1997). Terjemahan lain menyebutkan, ''Tidak ada satu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya.'' (Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Alquran Jakarta, 1993).
Perbedaan terjemahan itu terjadi pada kata nafs dalam teks ayat tersebut. Dalam bahasa Indonesia, kata nafs bisa diterjemahkan sebagai 'hati', 'ruh', 'jiwa', atau 'totalitas manusia'. M Quraish Shihab lebih condong menerjemahkan kata itu sebagai 'totalitas seseorang' atau kepribadian seseorang yang membedakannya dari orang lain. Itu sebabnya kata nafs diartikan 'setiap pribadi'.
Melalui petikan ayat yang didahului dengan sumpah itu, Allah SWT memastikan bahwa manusia sesungguhnya tak pernah lepas dari penjagaan Allah SWT.
Detik demi detik, segala gerak-gerik dan perbuatan manusia dicatat sangat akurat dan tak mungkin keliru. Bahkan, segala yang hanya dibisikkan dalam hati atau dikhayalkan --baik tentang kebaikan maupun keburukan-- tak akan luput dari penjagaan Allah SWT. ''Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, '' (QS Qaf [50]:16).