REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islamic Book Fair (IBF) ke-15 tahun 2016 yang digelar di Istora Senayan Jakarta, 26 Februari hingga 6 Maret 2016 tidak hanya diikuti para penerbit buku Islam dari Tanah Air. Pameran buku Islam terbesar di Asia Tenggara itu juga diikuti sejumlah penerbit dari luar negeri, utamanya para penerbit dari Timur Tengah.
“Sejak delapan tahun terakhir IBF selalu diikuti oleh para penerbit dari Timur Tengah. Tahun ini, ada empat penerbit luar negeri yang turut hadir di IBF,” ungkap Ketua Panitia IBF 2016 M Anis Baswedan kepada Republika.co.id, Selasa (1/3).
Anis menjelaskan, para penerbit dari manca negara, khususnya Timur Tengah, sangat tertarik mengikuti IBF. “Hal itu dikarenakan antusiasme pengunjung IBF sangat luar biasa. Dan dari pengalaman mereka selama ini, para penerbit dari Timur Tengah itu pun meraih omset penjualan yang baik, meskipun omset bukan tujuan utama mereka,” papar Anis.
Lalu, siapakah pembeli buku-buku terbitan Timur Tengah yang semuanya berbahasa Arab tersebut? Menurut Anis, banyak di antara pembeli buku-buku terbitan Timur Tengah itu adalah kalangan santri/pondok pesantren, dan para ulama/da’i alumni berbagai universitas di Timur Tengah.
“Selain itu, juga para ekspatriat dari negara-negara Timur Tengah yang bekerja di Indonesia,” tutur Anis Baswedan.