REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Jembatan Soekarno Hatta (Suhat), Malang, Jawa Timur, sejak 2013 lalu dinyatakan sudah tidak layak dilalui kendaraan. Kajian yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya tersebut membuat sejumlah rekomendasi agar jembatan tetap bisa digunakan untuk menunjang kelancaran lalu lintas.
Menurut ketua tim forensik Universitas Brawijaya, Sugeng Prayitno Budio, jembatan hanya boleh dilalui kendaraan 30 persen dari arus kendaraan yang lewat tiap jamnya. Truk dan bus juga tidak diizinkan melintasi jembatan. "Kendaraan tidak boleh berhenti di jembatan yang mengakibatkan beban yang disangga jembatan melebihi ambang batas," jelasnya pada Kamis (3/3).
Sugeng mengatakan jembatan rangka baja idealnya tidak boleh dibangun di tengah perkotaan apalagi di kawasan rawan macet. Jembatan rangka baja hanya cocok sebagai perlintasan di luar kota.
"Sekarang malah ada traffic light yang menyebabkan kendaraan berhenti tepat di tengah jembatan," imbuhnya. Secara estetika, jembatan rangka baja juga tidak sesuai dengan penataan kawasan perkotaan.
Jembatan yang ideal untuk kawasan perkotaan menurut Sugeng adalah jembatan beton. Ia mengungkapkan kerusakan juga terjadi pada pelat baja. Khususnya yang ditempati baut sudah berlubang cukup lebar akibat penyambungan konstruksinya yang tidak tepat.
Kerusakan jembatan juga disebabkan aspal yang mulai mengelupas. Sehingga, air dapat masuk ke dalam konstruksi dan menyebabkan korosi.