REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis memperingatkan Inggris pada Kamis (3/3) untuk tidak keluar dari Uni Eropa. Jika tidak, Prancis akan mengakhiri kontrol di perbatasan dan membiarkan ribuan migran bergerak ke negara tetangganya itu.
Menteri Ekonomi Prancis, Emmanuel Macron mengatakan Prancis juga akan menerima bank-bank berbasis di Inggris yang ingin tetap berada dalam blok Uni Eropa. Komentar tersebut dipublikasikan sebelum pertemuan Perdana Menteri Inggris, David Cameron dengan Presiden Prancis, Francois Hollande di konferensi keamanan Anglo-French.
"Hari ketika hubungan ini putus, migran tidak akan lagi berada di Calais," kata Macron pada Financial Times. Calais merupakan kota di Prancis yang menjadi tempat tinggal para pengungsi yang ingin pergi ke Inggris. Selain itu, menurut Macron, peraturan yang mengizinkan bank-bank berbasis di Inggris untuk beroperasi di seluruh Uni Eropa akan tidak berlaku jika Inggris keluar dari blok.
Semetelah pertemuan dengan Cameron di Amiens, Hollande juga mengatakan akan ada konsekuensi untuk Inggris di segala aspek. Mulai dari pasar tunggal atau pasar finansial juga penduduk. "Akan ada konsekuensi untuk perkembangan ekonomi antara negara kita," kata Hollande. Meski demikian, ia tidak ingin menekan Inggris.
Menanggapi pernyataan Macron, kelompok pro-independensi, Grassroots Out, Peter Bone menantang balik. "Jika pencari suaka tiba di Dover, kami akan mengirim mereka kembali," kata dia.
Bone menambahkan, sebagai negara independen di luar Uni Eropa, Inggris berhak atas pengendalian penuh perbatasan mereka.
Baca juga: OECD Peringatkan Dampak Negatif Brexit Terhadap Ekonomi Eropa