REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perdana Menteri Malaysia keempat, Mahathir Mohamad direncanakan ikut meramaikan rangkaian acara Tasyakur Akbar Milad 35 Tahun Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT). Mahathir akan memberikan materi dalam seminar internasional yang diadakan di Plaza Universitas Islam As-Syafi'iyah, Jakarta, Kamis (10/3) mendatang.
Ketua panitia penyelenggara Syifa Fauziah mengatakan tema besar dari seminar internasional tersebut adalah Islam Keadilan dan Perdamaian Transformasi Menuju Dunia Baru yang Berkeadaban.
"Selain Mahathir, nanti juga akan ada Prof Din Syamsuddin, Rydwan Rylands yang merupakan advisor to former President of South Africa dan Wakil Menteri Luar Negeri Kosovo Petrit Selimi," ujarnya saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Jumat (4/3).
Sejauh ini sudah ada beberapa tamu luar negeri yang mengkonfirmasi kehadirannya di kegiatan tersebut. "Sudah ada delapan negara yang konfirmasi," kata Syifa.
Usai seminar internasional, akan ada Muktamar VIII BKMT. Di acara tersebut akan dibahas laporan pertanggungjawaban Ketua Umum BKMT Tutty Alawiyah dan pandangan umum dari daerah-daerah. Pada keesokan harinya, akan digelar pemilihan pengurus dari Himpunan Seni Budaya Islam (HISBI) BKMT dan dilanjutkan dengan pelantikan bersama.
Acara puncak BKMT akan digelar Sabtu (12/3) di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Syifa memperkirakan 100 ribu orang akan hadir dalam acara lima tahunan tersebut. Di perhelatan tersebut, akan ada ribuan ibu-ibu anggota BKMT yang akan membentuk formasi khas BKMT.
Yang unik, kata dia, juga akan ada 1.000 orang melakukan parade rebana atau qasidah. "Tasyakur Akbar ini sudah ke delapan kalinya. Nanti juga akan ada dzikir munajat di sana," kata putri dari Tutty Alawiyah ini.
Anggota BKMT memang mayoritas terdiri dari ibu-ibu, namun bukan berarti tidak ada anggota laki-laki. Ada 10 persen anggota BMKT terdiri dari kaum Adam. Kegiatan BKMT yang paling utama adalah pengajian dan pembangunan kader. Namun BKMT di setiap daerah biasanya memiliki kegiatan khas masing-masing seperti sunatan atau pernikahan massal, bahkan ada yang mempunyai supermarket dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sendiri.
BKMT lahir di Jakarta pada 1 Januari 1981 dari kesepakatan 732 majelis taklim. BKMT berangkat dari sebuah gagasan untuk menyatukan semangat dan harapan pembinaat umat melalui wadah pembelajaran yang khas dimiliki umat Islam yaitu majelis taklim. Kini, BKMT sudah tersebar di sekitar 400 kabupaten di seluruh provinsi Indonesia.