REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, investor Cina telah menyiapkan modal untuk membangun kawasan industri tahap awal sebesar 500 juta dolar AS. Investor tersebut telah memiliki calon mitra lokal yang juga merupakan pengembang ternama di Indonesia.
"Luas lahan kawasan industri tersebut diperkirakan akan mencapai 2 ribu hektar dengan konsep kawasan industri yang terintegrasi dengan perumahan. Rencananya perusahaan tersebut akan segera mengajukan izin prinsip melalui layanan izin investasi 3 jam," ujar Franky dalam keterangan tertulisnya, Ahad (13/3).
Franky menambahkan, investasi ini sangat positif untuk mendorong realisasi investasi Cina di Indonesia. Menurut Franky, biasanya investor akan merasa lebih nyaman bila pengelola kawasan industri tersebut berasal dari negara yang sama, sehingga lebih memahami budaya maupun kebiasaan investor setempat.
Franky mencontohkan beberapa kawasan industri yang ada di Indonesia juga memiliki kekhususan, diantaranya mayoritas kawasan industri di Karawang tenantnya adalah investor Jepang. Selain itu, ada pula kawasan industri di Tangerang mayoritas adalah Cina dan India.
"Masuknya investasi di kawasan Industri ini menjadi salah satu sinyal dari pernyataan yang disampaikan oleh duta besar Cina untuk Indonesia beberapa waktu lalu bahwa, Cina sedang melakukan upgrading industrialisasinya dan mulai melihat investasi ke luar sebagai upaya untuk mengembangkan bisnisnya," kata Franky.
Investasi Cina di Indonesia sepanjang 2015 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai 628,3 juta dolar AS. Nilai tersebut di luar angka investasi Cina ke Indonesia yang juga tercatat melalui negara-negara lainnya sebesar 1,53 miliar dolar AS. Dengan demikian, total investasi Cina pada 2015 sebesar 2,16 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.