Senin 14 Mar 2016 12:44 WIB

Menghidupkan Dakwah di Daerah

Rep: sri handayani/ Red: Damanhuri Zuhri
Majelis Taklim  (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Majelis Taklim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) tak lepas kiprah para pengurus cabang di daerah-daerah. Ketua BKMT Sumatra Utara (Sumut) Rosmawati Harahap mengatakan, saat ini kepengurusan BKMT Sumatra Utara telah berkembang.

 

"Sudah ada kepengurusan di 25 kabupaten/kota. Dari keberadaan organisasi juga sudah terbentuk dan semakin berkembang. Tiap tahun kita berusaha mengembangkan kepengurusan di kabupaten/kota, sampai ke kecamatan dan kelurahan," ujar Rosmawati kepada Republika belum lama ini.

Dengan membawa visi dan misi dakwah, BKMT Sumut berupaya untuk mencerdaskan umat melalui berbagai program yang diselenggarakan. Tak hanya menghadirkan pengajian di daerah, BKMT juga mendorong terciptanya masyarakat dengan umat yang bertakwa serta tak lepas dari baiknya sisi ekonomi, kesehatan, dan sebagainya.

Melalui berbagai pertemuan yang dibuat, BKMT menyelenggarakan pelatihan, sosialisasi, kajian mengenai keadaan terkini masyarakat, sosialisasi tentang aliran sesat, dan sebagainya.

Edukasi makanan halal juga mendapat tempat tersendiri dalam program BKMT Sumut. Melalui majelis taklim, ujar Rosmawati, para ibu dididik agar dapat memilih makanan yang halal dan tayib untuk disajikan di tengah keluarga.

Masyarakat, khususnya para ibu, juga diajak untuk mencintai lingkungan dengan mengusung program daur ulang sampah, mengolah limbah detergen, dan sebagainya.

 

Rosmawati mengatakan, kiprah BKMT Sumut juga menyentuh para remaja. Para pengurus, bekerja sama dengan pemerintah, menyelenggarakan pembinaan remaja agar mereka tidak lari dari ajaran agama.

"Program ini diwujudkan dengan berbagai sosialisasi tentang bahaya narkoba, seks bebas, dan berbagai masalah remaja lainnya," kata dia memaparkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement