REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menyatakan pihaknya tidak keberatan dengan keinginan Pemerintah Indonesia yang hendak mengutus perwakilannya ke markas FIFA. Bahkan, FIFA sendiri menghargai rencana Presiden Republik Indonesia untuk memperkuat dan mengembangkan sepak bola di Indonesia.
Hal ini diketahui melalui surat balasan dari FIFA untuk Kemenpora. Surat tersebut juga dikirimkan kepada PSSI. Namun, FIFA meminta sebelum adanya pertemuan tersebut agar pemerintah memberikan gambaran terkait solusi yang dimiliki oleh pemerintah terkait sepak bola Indonesia.
Dengan begitu, FIFA dapat memahami dan memberikan solusi yang lebih baik. FIFA juga bertanya soal komitmen pemerintah dalam menangani persepakbolaan Indonesia, tapi komitmen tersebut harus searah dengan FIFA. Tidak hanya itu, FIFA juga menginginkan agar yang hadir nanti lebih banyak melibatkan pemangku kepentingan yang lain.
“Secara prinsip, kami menyambut baik inisiatif tersebut dan menantikan kelanjutan kemitraan yang bermanfaat dengan Presiden Republik Indonesia dan dengan PSSI,” tulis FIFA dalam suratnya yang ditandatangani oleh petugas pelaksana Sekretaris Jenderal FIFA, Markus Kattner.
Terkait surat balasan tersebut, Juru Bicara Kemenpora yang juga mencakup sebagai anggota Tim Transisi, Gatot S Dewa Broto, mengatakan pihak pemerintah akan segera menanggapi surat balasan tersebut. Karena itu, pihaknya akan melalukan konsolidasi dengan berbagai pemangku kepentingan sepak bola untuk mewujudkan keinginan FIFA dalam surat tersebut.
"Surat kami ditanggapi dengan positif oleh mereka. Kemudian, utusan pemerintah nanti, juga akan membahas sanksi FIFA terhadap sepak bola Indonesia," ujar Gatot saat dihubungi melalui seluler, Senin (14/3).
Sebelumya, FIFA menjatuhkan saksi kepada sepak bola Indonesia sejak satu tahu lalu. Sanksi itu terjadi setelah Kemenpora membekukan kepengurusan PSSI. Karena, FIFA menganggap sebagai bentuk intervensi pemerintah suatu negara kepada pengurus sepak bolanya.
Hingga saat ini, sepak bola Indonesia masih dalam sanksi sampai batas waktu yang dikehendaki. Akibatnya, Indonesia harus absen di beberapa gelaran sepak internasional.