Selasa 29 Mar 2016 02:48 WIB

Kenaikan UMK Picu Pengurangan Karyawan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Massa demo menolak ancaman PHK yang dilakukan perusahaan.
Foto: Antara
Massa demo menolak ancaman PHK yang dilakukan perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani, mengatakan naiknya upah minimum kerja (UMK) berpengaruh pada pengurangan karyawan. Meskipun tak banyak perusahaan yang terpaksa harus menutup usahanya, namun perusahaan dapat mengurangi jumlah karyawannya lantaran harus menyesuaikan biaya operasional dan produksi.

"Gulung tikarnya mungkin gak banyak. Tapi kalau pengurangan secara sistematis itu terjadi. Artinya, sistematis karena biaya produksi inikan mahal kan, biaya operasional kan mahal," kata Hariyadi, Senin (28/3).

Perusahaan, kata Hariyadi, harus melakukan penyesuaian terhadap biaya produksi sehingga operasional perusahaan pun masih dapat berjalan. Kenaikan nilai UMK ini dinilainya sangat berpengaruh terhadap operasional perusahaan di semua sektor.

"Banyak sekali berpengaruh. Itu justru yang paling berpengaruh dasar itu upah minimum," kata Hariyadi.

Terlebih, perusahaan juga merasa terbebani dengan kebijakan pemerintah yang akan menaikkan iuran BPJS dengan batas gaji paling tinggi peserta pekerja penerima upah sebesar Rp 8 juta. Nilai ini meningkat dari nilai sebelumnya, yakni Rp 4,72 juta.

"Jadi tidak ada sesuatu insentif apapun bagi industri khususnya padat karya untuk mereka tuh bisa menjumlah karyawannya cukup besar. Tidak ada insentif lagi. Itu yang terpaksa. Itu sistematisnya begitu," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement