REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembetot bas grup band legendaris Slank, Ivan Kurniawan Arifin, mengunjungi kantor Republika, di Jalan Warung Buncit No 37, Jakarta Selatan, Selasa (29/3).
Musisi yang akrab disapa Ivanka ini sempat mengikuti shalat Ashar berjamaah di mushala Republika, lantai tiga. Usai mengikuti jamaah shalat Ashar, Ivanka didaulat Wakil Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi untuk mengisi tradisi kuliah tujuh menit (kultum) yang rutin diselenggarakan mushala.
"Sebenarnya saya dakwahnya bukan di mimbar kayak gini," ujar Ivanka mengawali kultumnya. Ivan pun berkisah tentang seorang guru dan empat orang muridnya yang hidup pada suatu masa di zaman tabi'it tabi'in. Pada satu waktu, Ivanka mengungkapkan, tuan guru itu meminta keempat muridnya untuk mengumpulkan batu dari bukit.
"Kita sebut saja murid itu ada si A, B, C, dan D," kata Ivan. Si A kemudian hanya memungut sebuah batu. Batu yang dipungut si A hanya untuk formalitas agar sang guru tidak memarahinya. Kemudian, si B memilih untuk tidak memungut batu sama sekali. Si B malah mempertanyakan untuk apa tuan guru menyuruh mereka mengumpulkan batu.
Murid selanjutnya, yakni si C, malah sangat bersemangat untuk mengumpulkan batu itu. Dia lantas memenuhi semua kantong di pakaiannya dengan batu-batu dari bukit. "Kantong baju, celana penuh semua," kata Ivan.
Murid terakhir, si D, memilih untuk mengumpulkan tiga buah batu. Sama seperti si A, si D juga menunaikan tugas itu hanya untuk menjalankan kewajiban. Waktu pun berganti. Keesokan harinya, empat murid itu kemudian menghadap sang guru. Mereka lantas disuruh guru itu untuk mengeluarkan batu-batu yang sudah dikumpulkan tersebut.
"Batu itu ternyata menjadi berlian," kata Ivanka. Alangkah senang murid yang mengumpulkan batu paling banyak. Semua batu yang dikumpulkannya menjadi berlian. Sementara, murid lain yang hanya mengumpulkan batu sekadarnya menyesal. Apalagi, murid yang tidak mengumpulkan batu sama sekali.
Menurut Ivanka, kisah itu mengandung hikmah bahwasanya amal ibadah yang kita kerjakan saat ini laksana batu dalam cerita tadi. Batu itu sekilas tidak terlihat berharga. "Batu itu layaknya amal ibadah seperti shalat, puasa, Tahajud, tidak kelihatan sekarang," kata dia. Batu itu justru akan dipetik hasilnya setelah di akhirat kelak. Amal ibadah yang dikerjakan selama di dunia pun menjadi berlian.