Rabu 30 Mar 2016 16:55 WIB

'Orang yang Ekonomi dan Pendidikannya Baik Pasti tak Mau Jadi Teroris'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Saleh Partaonan Daulay
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Komisi VIII DPR tak terima jika teroris diidentikkan dengan Islam. Pasalnya banyak mereka yang melawan teror juga beragama Islam. "Hampir semua negara Islam punya pasukan antiteror, ini artinya Islam juga tidak menyukai aksi terorisme," kata Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay kepada Republika.co.id baru-baru ini.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di Indonesia. Menurut dia, jika teroris diidentikan dengan Islam, maka tidak mungkin Indonesia hendak membentuk Undang-Undang Pemberantasan Terorisme.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut mengatakan anggapan teroris identik dengan Islam lantaran ulah parsial atau sektoral beberapa oknum yang mengatasnamakan Islam atas aksi terorismenya.

Hal ini mungkin yang kemudian digeneralisasi oleh masyarakat, khususnya masyarakat dunia yang menganggap teroris identik dengan Islam.

Upaya deradikalisasi sangat penting dilakukan. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) perlu melakukan pemberdayaan ekonomi dan pendidikan pada segmen masyarakat yang berpotensial terjerumus dalam jaringan terorisme. Pasalnya radikalisme bukan melulu soal agama.

"Orang yang ekonomi dan pendidikannya baik pasti tidak akan mau jadi teroris. Kalau deradikalisasi hanya lewat seminar, saya rasa kurang efektif," kata Saleh.

Dia menyebut penanganan terorisme di Indonesia jangan dilakukan lewat cara kekerasan karena akan memunculkan rasa dendam dari keluarga pada kepolisian. "Ini Berbahaya sekali. Modus operandinya bukan lagi karena pendidikan dan ekonomi, tapi kesewenang-wenangan," ujarnya. 

Bayangkan saja apabila ada anak yatim dan janda yang kehilangan kepala keluarga mereka karena dituduh teroris. Padahal belum ada bukti di peradilan. Inilah yang harus dihindari.

Baca juga, Keluarga Terduga Teroris Siyono Tuntut Keadilan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement