Ahad 03 Apr 2016 21:10 WIB

Fasiltas Gas PGN di Lampung Terima 1 Kargo LNG dari Tangguh

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung milik PT PGN LNG Indonesia.
Foto: Dok PGN
Fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung milik PT PGN LNG Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung yang dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk menerima 1 kargo LNG (Liquefied Natural Gas) atau gas bumi cair yang berasal dari Kilang LNG Tangguh, Papua.

Setelah berlayar hampir sepekan dari Papua, Kapal pembawa LNG yang mengangkut 1 kargo LNG atau sekitar 137.700 meter kubik gas bumi cair merapat ke FSRU Lampung pada Sabtu pekan lalu. Lokasi FSRU berada di laut, sekitar 21 kilometer dari tepi pantai Labuan Maringgai Lampung.

Pada siangnya, sekitar pukul 12.00 WIB proses bongkar muat LNG dari Kapal pembawa LNG ke FSRU Lampung mulai dilakukan. Proses ini biasa disebut ship to ship transfer (STS).

“Proses bongkar muat LNG-nya membutuhkan waktu sekitar 75 jam atau sekitar 3 hari,” kata Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia Mugiono, melalui rilis resminya, Ahad (3/4). PT PGN LNG Indonesia sendiri adalah anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) yang mengelola FSRU Lampung.

Mugiono menyebutkan, penerimaan 1 kargo LNG ke FSRU Lampung dari Kilang LNG Tangguh pada awal April ini adalah bagian dari 1,1 juta meter kubik LNG hingga akhir tahun 2016. Sementara ini, lanjutnya, anak usaha PGN tersebut juga sedang melakukan negosiasi untuk mendapatkan kargo tambahan dari sumber lain.

Ia menambahkan, LNG dari FSRU Lampung tersebut akan memperkuat pasokan gas bumi PGN khususnya untuk pelanggan di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan. Sebelum disalurkan, LNG tersebut melalui proses regasifikasi (mengubah dalam bentuk cair menjadi gas).

Dari FSRU Lampung, gas tersebut mengalir melalui pipa bawah laut menuju ke stasiun penerima di Labuan Maringgai yang terhubung dengan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) sehingga gas tersebut dapat didistribusikan ke pelanggan PGN di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Bagian Selatan.

Mugiono menjelaskan bahwa keberadaan FSRU Lampung ini akan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional untuk Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Tengah.

Seperti diketahui, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia bagian Barat saat ini cenderung menurun. Keberadaan FSRU Lampung ini sangat mendukung pemanfaatan sumber gas di luar wilayah Indonesia bagian Barat untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan gas bagi Sumatera Bagian Selatan dan Jawa Bagian Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement