REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk membangun infrastruktur pendukung di 10 destinasi pariwisata utama setelah ditetapkan untuk diakselerasi pembangunannya.
"Saya setuju langkah pemerintah yang menyatakan akan membangun 10 destinasi pariwisata baru selain Bali. Tapi tolong juga bangun infrastruktur menuju ke sana (lokasinya)," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani dalam acara pengukuhan dan rapat pengurus lengkap di Jakarta, Selasa (5/4).
Rosan menyebut pariwisata merupakan penyumbang terbesar devisa negara di urutan ke empat saat ini. Diharapkan dengan mengakselerasi pengembangan 10 destinasi pariwisata utama itu, maka 10 tahun hingga 15 tahun ke depan sektor itu bisa menjadi penyumbang pertama atau kedua terbesar devisa negara.
"Pariwisata tidak pernah turun, selalu naik. Maka, tolong juga bangun infrastruktur menuju ke sana. Ibaratnya, Indonesia itu gadis cantik, tapi tidak ada jalan, penerangan ke gadis itu. Nanti baru kita bersama bangun industrinya," katanya.
Rosan menyebut pembangunan pariwisata mutlak dilakukan agar Indonesia yang indah itu tidak kalah dengan negara-negara tetangga. Indonesia baru mencatatkan 10 juta kunjungan wisatawan asing pada 2015. Jumlah tersebut masih jauh dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia atau Thailand.
"Berdasarkan informasi yang saya baca, Singapura wisatawannya 15,4 juta orang, Thailand 20 juta orang dan Malaysia 27 juta orang. Kita masih 10 juta tahun kemarin. Jadi, pembangunan pariwisata itu mutlak," katanya.