REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kota Surabaya mencetak 100 kader NU Care dari kalangan kampus.
"Mereka akan dipersiapkan menjadi petugas 'NU Care' untuk meningkatkan manajerial pengelolaan dana dan kegiatan bantuan sosial masyarakat Kota Surabaya," kata Ketua Lazisnu Kota Surabaya Yusuf Hidayat, di Surabaya, Ahad (10/4).
Dalam Pelatihan Manajemen dan Pengkaderan Amil di Surabaya, Sabtu (9/4), ia menjelaskan 100 kader itu berasal dari warga NU, remaja NU, dan kalangan kampus di Surabaya seperti ITS dan Unair.
Menrut dia, para kader tersebut akan menjadi motor penggerak Lazisnu dan Program NU Care di Surabaya. Untuk itu, mereka nanti diharapkan mampu menjadi petugas yang profesional dalam manajerial pengelolaan dan pengoperasian dana zakat, non-zakat, infak dan sedekah dari warga NU dan masyarakat.
Yusuf menjelaskan, mereka akan menjadi kader yang mampu bekerja secara profesional dalam pengelolaan dana untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kegiatan bantuan sosial NU Care, seperti bantuan pendidikan dan kesehatan masyarakat Kota Surabaya.
Hal yang sama juga disampaikan Pimpinan Pusat Lazisnu Syamsul Huda yang berharap dengan pelatihan kader tersebut nantinya bisa melakukan pengelolaan dana dan memperbanyak kegiatan bantuan NU Care di Surabaya.
Pada tahun 2016, PBNU melalui Lazisnu lebih meningkatkan bantuan sosial melalui Program NU Care, sedangkan untuk urusan zakat Lazisnu tetap bekerjasama dengan Baznas.