Senin 18 Apr 2016 19:05 WIB

Utang Lampaui Nilai Ekspor Jadi Perhatian Pemerintah

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Layar monitor menunjukkan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Layar monitor menunjukkan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter, Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Bobby Hamzah mengatakan, peningkatan utang luar negeri di awal tahun sudah pasti terjadi. Hal ini dikarenakan pemerintah di kuartal pertama telah menerbitkan surat utang negara (SUN) sejak awal tahun. Upaya ini dilakukan supaya sebagian dari rencana ULN bisa terserap lebih cepat.

"Kalau menurut saya, kenaikan kenaikan utang luar jangka panjang ini masih bisa dikendalikan," ujar Bobby di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (18/4).

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 3,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 311,5 miliar dolar AS pada Februari 2016. Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan ULN tersebut dipengaruhi oleh ULN jangka panjang yang meningkat, sementara ULN jangka pendek menurun. Sedangkan berdasarkan kelompok peminjam, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang meningkat, sementara ULN sektor swasta menurun.

Bobby menilai jika ULN ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur ini justru akan berdampak baik karena dana itu tidak mengalir ke sektor privat, tapi dipakai dalam menjalankan program pemerintah yang bisa berdampak pada pertumbuhan perekonomian.

Kenaikan devisa negara, kata Bobby, saat ini memang dikarenakan adanya suntikan dana dari ULN. Dia berharap agar penambahan devisa negara nantinya bisa ada karena nilai ekspor yang terus memguat, bukan ULN-nya yang terus bertambah.

"Utang kita masih aman karena masih di bawah 60 persen dari nilai PDB (produk domestik bruto). Yang dikhawatirkan ini nilai utang kita sekarang sudah melampaui nilai ekspor. Ini penting harus diperbaiki," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement