REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel marah dengan resolusi badan kebudayaan PBB, UNESCO yang mengutuk kepengurusan Yerusalem oleh pemerintah Israel. Israel menyebut resolusi tersebut mengerikan dan mengaburkan hubungan orang-orang Yahudi dengan ibu kota abadinya.
"Resolusi UNESCO tak memiliki validitas praktis. Namun demikian, kami tak akan mengizinkan badan internasional itu mengaburkan hubungan orang-orang Yahudi dengan ibu kota abadi," kata Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Dore Gold dalam sebuah pernyataan Kamis (21/4) seperti dilansir Aljazirah.
Resolusi UNESCO menggambarkan dan menempatkan Western Wall Plaza sebagai situs Yahudi namun menggunakan tanda kutip. Hal tersebut memicu kemarahan di Israel.
Resolusi diadopsi oleh badan kebudayaan beranggotakan 58 negara dan disetujui 33 di antaranya. Mereka mengutuk kepengurusan pemerintah Israel terhadap Yerusalem dan mengutuk renovasi apa yang disebut 'ritual mandi Yahudi'. Resolusi juga mengecam dugaan pembangunan kuburan palsu Yahudi.
Menanggapi resolusi, pemerintah Israel marah. Mereka menggambarkan resolusi sebagai surat mengerikan dan ditulis untuk semua negara yang menendatangani resolusi, termasuk Prancis, Rusia, dan Cina. Dalam pemungutan suara untuk resolusi, Britania Raya dan Amerika Serikat memilih abstain.
Baca: Mengunjungi Pabrik Kaviar Langka di Gurun nan Panas