REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banjir di wilayah Bekasi, Jawa Barat hingga Jumat (22/4) ini masih menggenangi sekitar 500 rumah warga dan sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah dan mushala. Rumah dan sejumlah fasilitas umum tersebut rusak karena kuatnya terjangan yang disertai lumpur dan sampah. Banjir terjadi akibat hujan deras yang turun hampir merata di seluruh Jabodetabek sejak Kamis (21/4) hingga Jumat (22/4) membuat tanggul Sungai Cikeas jebol.
Saat ini ketinggian air masih setinggi lutut dewasa menggenangi sekitar 600 KK atau 9.000 jiwa yang tinggal di kawasan Kecamatan Jatiasih dan Pondok Melati, Bekasi. Warga terutama anak-anak mulai terserang penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan) dan diare, salah satunya karena kekurangan air bersih untuk kebutuhan makan, minum, dan mandi.
Bantuan mulai berdatangan ke lokasi banjir. Bantuan dipusatkan di Posko BNPB yang berlokasi di Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi. Masyarakat juga berpartisipasi mengulurkan tangan untuk meringankan beban warga yang sedang mengalami musibah melalui BAZNAS.
“Tim BAZNAS Tanggap Bencana bergembira dapat menyampaikan amanah masyarakat kepada para warga yang terdampak bencana banjir di Bekasi ini,” kata Direktur Amil Zakat Nasional BAZNAS, Arifin Purwakananta di Posko Dapur Air Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi.
Ia mengatakan, BAZNAS mengoptimalkan kekuatan tim kebencanaan dan kesehatan untuk membantu para warga yang hingga hari ini masih belum dapat beraktivitas normal akibat banjir di kawasan Jatiasih, Bekasi.
Tim BAZNAS Tanggap Bencana menyalurkan bantuan tersebut dengan mendirikan Posko dapur air, berdampingan dengan Posko dapur umum BNPB. Warga sekitar bisa memanfaatkan dapur air untuk memastikan ketersediaan air bersih terutama untuk minum dan makan.
Selain itu, Tim Rumah Sehat BAZNAS Jakarta juga memberikan pelayanan kesehatan gratis di posko tersebut sejak Jumat pagi. Warga berdatangan untuk mendapatkan pemeriksaan dan obat secara gratis.
Aksi BAZNAS dimulai sejak Kamis (21/4) sore dengan membantu melakukan evakuasi warga yang masih terjebak di rumah, sebagian bertahan di genteng agar terhindar dari genangan air. Dana zakat dan infak yang diamanahkan masyarakat juga digunakan untuk menyediakan makanan siap santap.