Senin 02 May 2016 14:04 WIB

Target Sambungan Pipa Air Bersih Masih Sulit Dipenuhi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Beberapa orang beraktivitas di saluran pipa air di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (8/12).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Beberapa orang beraktivitas di saluran pipa air di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menargetkan untuk menambah ketersediaan 10 juta sambungan pipa air bersih di seluruh Indonesia hingga 2019. Saat ini, hanya tercatat terdapat 10,4 juta sambungan pipa air bersih di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Ketua Perhimpunan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), Rudie Kusmayadi, Perpamsi hanya dapat menyanggupi pembangunan sambungan pipa air bersih sekitar tiga juta. Perpamsi, kata Rudie, berharap pemerintah menentukan kebijakan terkait pemenuhan target 10 juta sambungan pipa air bersih tersebut.

"Jadi yang dari PDAM itu juga tersajikannya tidak hampir-hampir kurang dari 10 juta. Jadi kami memprediksi ada sekitar tiga jutaan, sehingga tadi melapor hasil hitungan sementara dengan tujuan kami yaitu untuk tujuan kami untuk ada kebijakan dari pak Wapres dan pemerintah, tujuh jutanya ini akan bagaimana," kata Rudie usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (2/5).

Menurut Rudie, pembangunan tiga juta sambungan pipa air tersebut baru tercapai 60 persen di wilayah timur Indonesia. Dalam proyek pembangunan 10 juta sambungan air bersih ini membutuhkan dana sekitar Rp 80 triliun.

Terkait utang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebesar Rp 3,6 triliun, Rudie menjelaskan hingga saat ini masalah utang telah rampung. "Jadi sekarang persoalannya tinggal bagaimana mencantumkan di APBN-Perubahan tentang utang," kata dia.

Penyelesaian masalah keuangan PDAM itu diselesaikan dengan cara mengubah utang PDAM menjadi penyertaan modal dari Pemerintah Daerah ke PDAM. Menurut dia, utang sebesar Rp 3,6 triliun tersebut telah dimiliki PDAM sejak sekitar tahun 1980 saat melakukan pembangunan infrastruktur dan instalasi air minum di seluruh wilayah di Indonesia.

"Setelah itu dikelola tapi barangkali pengelolaannya juga kurang bagus, konstruksinya juga kurang baik juga, sehingga macet pada saat itu, kebanyakan," kata Rudie. Selain itu, dalam pertemuan ini, Perpamsi juga mengundang Wapres JK untuk membuka acara Indonesia Water Expo yang juga dihadiri oleh seluruh anggota Perpamsi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement