Kamis 19 May 2016 15:02 WIB

Menperin: Proving Ground Dongkrak Daya Saing RI di Pasar Global

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Menperin Saleh Husin mendengarkan penjelasan dari Wakil Presdir PT Gajah Tunggal Budhi Santoso Tanasaleh (paling kiri) mengenai lokai pengetesan ban (proving ground) milik PT Gajah Tunggal di Karawang, Jawa Barat, Kamis (19/5).
Foto: Dok Republika
Menperin Saleh Husin mendengarkan penjelasan dari Wakil Presdir PT Gajah Tunggal Budhi Santoso Tanasaleh (paling kiri) mengenai lokai pengetesan ban (proving ground) milik PT Gajah Tunggal di Karawang, Jawa Barat, Kamis (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, fasilitas uji produk ban atau proving ground dapat memacu kinerja industri ban nasional. Hal ini dapat meningkatkan kualitas produk, daya saing, penetrasi penjualan domestik dan ekspor, serta kepercayaan konsumen.

"Fasilitas proving ground milik sendiri merupakan bagian dari R&D industri ban. Ini menunjukkan keseriusan perusahaan dan sebagai tanda bahwa produsen bervisi jangka panjang," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/5).

Saleh mengatakan, konsumen ban di Indonesia semakin sadar dan memperhatikan faktor keamanan berkendara. Menurutnya, kualitas ban menjadi salah satu titik perhatian dan proving ground menjadi unsur pembanding atau komparasi, serta mendongkrak kepercayaan konsumen yang sangat mempengaruhi keputusan membeli.

"Karena soal keamanan dan kepercayaan itu nomor satu. Apalagi jika kenyamanan juga didapat dan harga tetap terjangkau," kata Saleh.

Saleh berharap  pembangunan fasilitas penelitian dan pengembangan menjadi salah satu prioritas bagi produsen ban dalam rangka meningkatkan daya saing industri ban nasional. Industri ban merupakan salah satu sektor andalan manufaktur yang menyerap penggunaan bahan baku karet alam dalam negeri dalam jumlah besar.

Pada sisi proses produksi, industri ban dalam negeri menyerap sekitar 50 persen karet alam untuk diolah menjadi produk berkualitas dan bernilai tambah tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Di tengah kondisi oversupply karet alam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Indonesia sebagai salah satu negara utama penghasil karet alam perlu meningkatkan penyerapan karet alam.

Industri ban memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Ban mobil penumpang memberikan kontribusi sekitar 70 persen hasil produksi diekspor ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia dengan nilai ekspor mencapai 1,6 miliar dolar AS pada 2015.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement