Rabu 25 May 2016 01:15 WIB

Ini Konsekuensi bagi Inggris Jika Warganya Memilih Tinggalkan Uni Eropa

Bendera Uni Eropa.
Foto: EPA/Patrick Seeger
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Biaya liburan keluarga ke Eropa dapat meningkat hingga 230 pound (3 juta rupiah lebih) jika warga Inggris memilih meninggalkan Uni Eropa bulan depan, kata perdana menteri pada Selasa (24/5).

Kementerian Keuangan Inggris pada Senin mengatakan bahwa memilih keluar dari Uni Eropa bisa menyebabkan penurunan langsung nilai pound sebesar 12 persen, sehingga akan terjadi peningkatan biaya untuk makanan, minuman dan akomodasi untuk keluarga, yang bepergian ke luar negeri.

Ulasan menunjukkan bahwa rata-rata, setelah dua tahun, keluarga terdiri atas empat orang akan menghabiskan 230 pound lebih banyak dalam liburan delapan malam di Eropa setelah Brexit, kata perdana menteri. Brexit adalah istilah untuk suara meninggalkan Uni Eropa.

"Semua bukti menunjukkan penurunan nilai pound setelah pemungutan suara meninggalkan Uni Eropa," kata Cameron, Selasa, dalam peringatan terkininya.

"Nilai pound yang lemah berarti penghematan yang dilakukan susah payah tidak akan banyak berarti untuk liburan di luar negeri," katanya.

"Pilihan yang dihadapi rakyat Inggris pada 23 Juni ini semakin jelas: kepastian dan keamanan ekonomi dengan tetap bergabung di Uni Eropa, atau lompatan ke ketidakpastian yang akan menaikkan harga -. termasuk biaya liburan keluarga," kata Cameron.

Ia mengatakan bahwa suara untuk Brexit bisa menyebabkan resesi, jatuhnya nilai pound dan hilangnya setengah juta pekerjaan. Kampanye agar Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa mengatakan laporan kementerian keuangan itu bias karena tidak menyampaikan dampak positif jika Inggris meninggalkan blok itu, atau pada konsekuensi negatif dari krisis di zona Euro.

Cameron memimpin kampanye untuk menjaga Inggris tetap tergabung dalam Uni Eropa menjelang referendum mengingat hasil referendum itu akan memiliki konsekuensi yang luas bagi perekonomian negara, peran Inggris dalam perdagangan dunia dan status diplomatik global.

"Kajian mandiri menunjukkan bahwa suara untuk meninggalkan Uni Eropa akan memukul nilai mata uang pound, membuat barang-barang impor lebih mahal dan meningkatkan harga di toko-toko," kata Cameron.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement