Sabtu 28 May 2016 08:01 WIB

Indonesia Diminta Lebih Intensif Bangun Kerja Sama dengan Jepang

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kedua kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5).
Foto: Antara/ Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kedua kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Rofi Munawar meminta Presiden Jokowi untuk menjadikan Forum G7 sebagai momentum Indonesia untuk mendorong kemitraan strategis dengan negara-negara maju. Hal itu perlu diupayakan guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan cara membawa misi ekonomi yang lebih konkret serta produktif.

"Presiden Jokowi harus menjadikan momentum pertemuan G7 sebagai sarana mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara khusus, meneguhkan peran strategis Indonesia di kawasan dan membangun alternatif investasi terhadap berbagai komoditas nasional," katanya, Sabtu, (28/5).

Presiden Jokowi, ujar dia, bisa menyampaikan masukan mengenai kondisi ekonomi negara-negara berkembang agar negara-negara maju tersebut memiliki kesadaran terhadap pembangunan di negara-negara berkembang. Hal itu khususnya pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan, dan kesehatan global.

"Presiden Jokowi harus memanfaatkan kesempatan bertemu dengan pemimpin G7 dan negara lain yang diundang. Presiden punya kesempatan membangun komunikasi dan kerja sama dengan pemimpin negara yang hadir."

Rofi menambahkan, secara khusus Presiden Jokowi perlu membangun komunikasi lebih intensif dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membangun kerja sama ekonomi yang lebih produktif. "Memperbarui banyak kerja sama yang sudah jatuh tempo, serta mengundang kembali investor Jepang untuk berinvestasi kembali di Indonesia."

Kehadiran Indonesia dalam Forum G7 di Jepang hanya bersifat outreach meeting. Artinya, kehadiran Indonesia dinilai sebagai negara di luar G7 yang memiliki kendala ekonomi secara struktural dan memiliki hambatan komunikasi dengan negara G7.

Forum G7 kali ini adalah momen pertama Indonesia diundang untuk berpartisipasi karena dinilai mencerminkan pandangan negara-negara anggota terhadap peran Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement