"Milan selalu dalam hati saya." Demikian seutas kalimat Presiden Silvio Berlusconi tentang kecintaannya pada Rossoneri. Bagaimana tidak, Berlusconi memimpin Milan dalam tiga dekade terakhir. Waktu yang panjang ditengah dinamika perjalanan skuat merah hitam.
Pada 1986, mantan Perdana Menteri Italia itu resmi memiliki salah satu raksasa negeri Spaghetti. Dua tahun berselang di bawah komando Berlusconi Milan berhasil meraih scudetto ke-11.
Paling mentereng terjadi pada musim 1988/1989. Kala itu semua trofi Eropa dan dunia diraih. Milan hanya gagal mempertahankan gelar kampiun Seri A. Selanjutnya, armada Il Diavolo kian menakutkan di bawah komando trio Belanda, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten.
Perlahan tapi pasti Berlusconi membawa Rossoneri merajai Eropa. Di eranya ada lima trofi Liga Champions singgah di stadion San Siro. Juga delapan gelar Scudetto dan sejumlah prestise lainnya.
Bintang demi bintang dihasilkan. Masa trio Belanda punah, muncul maskot terbaru dalam diri Paolo Maldini. Sang kapten Karismatik menjadi bagian dari kebesaran merah hitam di benua biru.
Pada awal 2000-an, Milan memiliki beberapa senjata baru. Selain Maldini yang tak tergantikan, muncul nama Ricardo Kaka, Andriy Shevchenko, dan Zlatan Ibrahimovic. Nama
terakhir pernah menyebut Rossoneri sebagai klub terbesar yang pernah ia perkuat. Padahal Ibra sempat berkostum Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, dan Paris Saint Germain.
Kini, semua masa emas dan ikon gemerlap tersebut mulai lenyap. Terakhir 2007 lalu, Il Diavolo sempat mencicipi trofi si kuping lebar. Sembilan tahun silam. Sementara raihan scudetto teranyar terjadi pada tahun kompetisi 2010/2011.
Setelah itu, Milan seakan menjadi pesakitan. Pemilik tujuh gelar kompetisi terelite benua biru itu bahkan dua musim berlalu, hanya berkutat di turnamen domestik. Tak ada lagi nama-nama sekelas Maldini, Kaka, dan Ibrahimovic.
Faktor finansial jadi masalah. Milan tak memiliki modal cukup untuk membangun skuat juara. Sehingga keputusan penting siap dikeluarkan sang Presiden.
Berlusconi bakal melepas 70 persen saham Il Diavolo kepada konsorsium dari Cina. Ada empat pemilik grup korporasi tersebut. Antara lain Robin Li, Eric Xu, Hui Ka Yan, dan Dia Xiangjin. Penandatangan resmi diprediksi terjadi pada pertengahan bulan depan.
"Saya percaya, setelah 30 tahun, ini waktu yang tepat untuk meninggalkan Milan," kata pemilik Mediaset itu dikutip dari Football Italia, tengah pekan ini.
Meski begitu, ia menjamin pemilik terbaru memiliki komitmen mengembalikan kejayaan klub. Fakta demikian membuat dirinya berani melepas. "Saya ingin melepas Milan untuk seseorang yang membuat klub ini kembali menjadi protagonis di Italia dan dunia," ujarnya menegaskan.
Maldini, pemilik 902 caps bersama Milan, mempertanyakan tindakan Berlusconi. Ia memahami situasi keuangan Rossoneri membutuhkan suntikan dana segar. "Ini aneh memikirkan Milan tanpa Berlusconi dengan sejumlah kesuksesan. Tapi jika dia menyerah, ini tindakan kasih terhadap klub yang ia cintai," tutur eks kapten tim nasional Italia itu.