Jumat 03 Jun 2016 08:00 WIB

OPEC Gagal Tetapkan Kuota Produksi Minyak

Logo OPEC
Logo OPEC

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali gagal menetapkan kuota produksi minyak setelah melakukan pertemuan yang diadakan di Wina, Kamis (2/6).

Setelah pertemuan yang berlangsung empat jam, para menteri minyak OPEC gagal menyepakati sebuah batas atau pagu produksi, dan memutuskan untuk bertemu lagi di Wina pada 30 November. Ini adalah kali kedua OPEC telah gagal untuk menentukan pagu produksi pada konferensi di Wina, setelah pertemuan musim dingin lalu.

Ini bisa menjadi tanda bahwa kesenjangan di antara anggota kartel semakin lebih lebar atas strategi pasar mereka. Menurut laporan media, Iran ingin pagu produksi minyaknya mencapai tingkat pra-sanksi, sementara negara-negara anggota lainnya berpegang pada kuota yang berbeda, yang Arab Saudi tidak setuju.

"Tanpa kuota negara, OPEC tidak bisa mengendalikan apa-apa," ungkap Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh kepada wartawan, yang mengatakan kuota pra-sanksi sebesar 14,5 persen dari produksi umum OPEC adalah adil untuk Iran.

Produksi minyak Iran saat ini 3,56 juta barel per hari mendekati produksi pra-sanksi 3,70 juta barel per hari. OPEC menghasilkan sekitar 32,5 juta barel minyak per hari, 2,5 juta barel lebih tinggi dari pagu yang ditetapkan musim panas lalu di Wina.

Para analis mengatakan Arab Saudi, produsen minyak terkemuka di OPEC, akan melanjutkan kebijakan strategi harga minyak rendah. "Sejak pertemuan terakhir pada Desember 2015, harga minyak mentah telah meningkat lebih dari 80 persen," kata OPEC dalam siaran persnya.

"Ini merupakan bukti, fakta bahwa pasar sedang bergerak melalui proses penyeimbangan," kata kartel minyak itu menambahkan.

OPEC percaya pertumbuhan permintaan tetap relatif sehat mempertimbangkan tantangan dan perkembangan ekonomi baru-baru ini. Dalam situasi seperti itu, kesepakatan produksi akan menjadi sulit dalam OPEC dan juga dengan produsen-produsen minyak non-OPEC.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak melebihi permintaan rata-rata 1,3 juta barel per hari dalam enam bulan pertama 2016. Sebelum pertemuan itu, harga minyak dunia naik menjadi sekitar 50 dolar AS per barel.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement