REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Bandung resmi melarang Persib Bandung untuk menggunakan Stadion Si Jalak Harupat selama Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat tahun 2016. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata melalui surat pemberitahuan kepada PT. Persib Bandung Bermartabat bernomor 426/596/Dispora.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Akhmad Djohara, disampaikan pada ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) A Persib tidak dapat menggunakan Stadion Si Jalak Harupat. Alasannya, stadion yang selama ini menjadi kandang bagi Pangeran Biru itu tercatat sebagai venue resmi PON.
Merujuk surat keputusan Gubernur Jawa Barat, No:426.24/Kep.1287-Disorda/2016 tentang venue resmi PON XIX dan Peparnas XV tahun 2016, Kabupaten Bandung ditetapkan untuk menggelar 10 cabang olahraga pada pelaksanaan PON tersebut.
Dalam surat itu dijelaskan untuk menunjang pelaksanaan PON tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten Bandung akan melakukan pembangunan dan renovasi di area sekitar stadion. Pembangunan sarana dan prasarana tersebut segera dilaksanakan, mengingat stadion kembali dipergunakan untuk pertandingan multinasional pada akhir September 2016.
Hingga saat ini manajemen Persib masih mencari markas baru untuk menggantikan Si Jalak Harupat Bandung. untuk sementara waktu. Kemudian Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) jadi pilihan utama Maung Bandung.Sayangnya, GBLA masih tersandera kasus hukum.
Namun manajer Persib, Umuh Mukhtar bakal menyurati walikota Bandung agar GBLA bisa digunakan untuk anak asuhan Dejan Antonic. Apalagi selama ini stadion yang terletak di kawasan Gedebage itu mangkrak tak terpakai. ''Saya akan berkomunikasi dengan pak walikota agar stadion itu tetap bisa digunakan Persib untuk laga kandang,'' harap Umuh.
Untuk mengantisipasi tidak bisa digunakannya GBLA, manajmen Maung Bandung telah mempersiapkan sejumlah stadion lain. Diantaranya adalah menggunakan Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, untuk venue alternatif. Rencananya, Maung Bandung akan menggunakan Wibawa Mukti selama tiga bulan dari Juni, Juli, sampai Agustus mendatang.