REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lazis Masjid Babussalam Rawamangun, Jakarta Timur, ikut andil dalam Siraman Manis Baitul Maal Hidayatullah (BMH) pada Ramadhan 1437 H. Bahkan Masjid Babussalam menjadi lokasi terakhir di Jabodebek (Jakarta Bogor Depok Bekasi) sebelum akhirnya, Syeikh Iyad Abu Rabi' bertolak ke Jawa Timur, Jumat (10/6).
Dalam paparannya di hadapan jamaah masjid, Syeikh Iyad yang merupakan imam Palestina menjelaskan tentang keutamaan Bulan Ramadhan. "Ramadhan adalah bulan spesial yang disiapkan Allah dalam satu tahun khuss bagi hamba Allah yang beriman," ucapnya. "Oleh karena itu, sebaiknyalah kaum beriman menjadikan Ramadhan sebagai sarana sampai ketakwaan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Syeikh Iyad yang dikenal banyak menulis karya ilmiah itu menekankan pentingnya persatuan umat yang sejatinya telah terkandung dalam segenap aktivitas ibadah yang Allah dan Rasul-Nya tentukan.
"Tujuan dari pensyariatan segala ibadah adalah agar kita menjadi umat yang satu. Ketika shalat dengan satu imam. Ketika puasa semuanya sama dari timur ke barat berpuasa di bulan suci Ramadhan. Ketika haji semuanya sama satu memakai pakaian yang sama,” paparnya.
Jadi, kata Syeikh Iyad, mesti disadari dan diamalkan bahwa umat Islam adalah umat yang satu dan tidak ada perbedaan antara orang Arab maupun orang selain Arab. “Pembeda kita hanya ketakwaan," ulasnya.
Mengenai bagaimana kaum Muslimin Indonesia membantu saudara -saudara di Palestina, Syeikh Iyad memberikan dua saran. "Bagaimana caranya agar kita bisa menolong orang Palestina di sana? Hanya ada dua cara. Satu, berdoa untuk mereka. Kedua, memberikan infaq sedekah kita kepada mereka dengan ikut berjuang di jalan Allah,” ujar Syekh Iyad.
Syekh Iyad lalu mengutip hadits Rasulullah, “Barang siapa yang menyiapkan segala sesuatu untuk orang yang berperang di jalan Allah maka dia seakan-akan ikut berperang di medan perang.”
Di akhir sesi Ketua Lazis Babussalam Mualif menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada BMH dan masyarakat . “Tak disangka Masjid Babusaalam penuh dan padat dengan jamaah yang ikut tarawih. Semoga ini menjadi syiar Islam yang terus terjalin," ungkap Mualif.
Mualif menambahkan, antusiasme para jamaah mengikuti rangkaian acara tanpa satupun beranjak dari tempat duduk. “Bahkan salah satu jamaah yang sempat terlihat kebingungan dan bertanya-tanya ingin memberikan sedikit hartanya dititipkan untuk Palestina, sehingga diarahkan ke panitia,” papar Mualif.