REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kelompok pegiat hak asasi manusia (HAM) mengatakan sedikitnya delapan pengungsi Suriah ditembak oleh penjaga perbatasan ketika mereka berupaya masuk ke Turki pada Sabtu (18/6) malam waktu setempat.
Beberapa korban dilaporkan berasal dari satu keluarga, termasuk dua perempuan dan empat anak-anak. Namun militer Turki membantah membunuh para pengungsi tersebut dengan mengatakan bahwa tembakan hanya dilepas ke udara sebagai peringatan.
"Tadi malam ada upaya melintasi perbatasan secara tidak sah namun tidak ada tembakan yang diarahkan kepada orang," jelas satu sumber militer kepada kantor berita Reuters, Ahad (19/6).
Dia menambahkan setelah tembakan peringatan dilepas, sekitar tujuh hingga delapan orang lari ke dalam hutan.
Lembaga Pengawas Hak Asasi Suriah yang bermarkas di London mengatakan sekitar 60 warga sipil asal Suriah tewas sepanjang tahun ini karena ditembak penjaga perbatasan Turki. Pemerintah Turki berpendapat diperlakukan secara tidak adil dengan alasan sudah menampung sekitar 2,7 juta pengungsi Suriah.
Pemerintah Ankara menutup hampir semua perbatasannya untuk pengungsi Suriah namun menerima mereka yang hidupnya benar-benar terancam. Beberapa lembaga kemanusiaan meminta agar Turki membuka kembali perbatasannya.