REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih Djajang Nurjaman kembali didapuk menjadi nahkoda baru Persib Bandung menggantikan Dejan Antonic di Indonesia Soccer Championship (ISC) A. Namun pelatih yang pernah membawa Bandung juarai Liga Super Indonesia (ISL) tahun 2014 itu telah ditunggu oleh tugas berat yang bakal dipanggulnya. Bagaimana tidak, saat ini Atep dan kawan-kawan tengah terseok-seok di turnamen berjangka panjang tersebut.
Penunjukan kembali pelatih yang akrab disapa Djanur itu sekaligus membuat Herrie Setyawan kembali ke pos sebagai asisten pelatih. Sebelumnya Herrie Setyawan ditunjuk carateker, usai Dejan Antonic mengundurkan diri beberapa waktu lalu. Selain itu, penunjukkan ini sekaligus membuat dirinya harus melupakan pergi ke Amerika Serikat untuk kembali menimba ilmu kepelatihan.
"Bagaimana pun saya tidak pernah merasa berada di luar Persib dan masih menganggap bagian di tim. Jadi tidak masalah. Kalau itu perintah, saya siap," beberapa waktu lalu.
Memang saat ini, berbeda dibandingkan ketika dia ditunjuk jadi pelatih pada 2012 lalu, kali ini, Djanur masuk ke dalam tim di saat kompetisi sudah berjalan. Apalagi, dia hanya memiliki waktu beberapa hari untuk mempersiapkan skuad Maung Bandung jelang menghadapi laga berikutnya melawan PSM Makassar, Sabtu (2/7). "Pastinya ini tak mudah dan berat, karena saya tak memiliki waktu cukup banyak. Tapi kami yakin bisa lebih baik," kata Djanur
Maka dengan demikian, Djanur mengemban tugas yang tak ringan. Dia dituntut membenahi performa Maung Bandung yang terjebak di papan tengah klasemen akibat rentetan hasil tak memuaskan. Terakhir, Persib harus menelan kekalahan menyakitkan 1-2 dari Gresik United beberapa waktu lalu. Penunjukan kembali Djanur tak lepas dari prestasi yang ditorehkannya selama memimpin tim dari 2012 sampai awal 2016. Sejumlah gelar juara berhasil dipersembahkan Djanur, seperti turnamen Celebes Cup, juara ISL 2014, juara Piala Wali Kota Padang, dan Juara Piala Presiden 2015.
Saat ini Persib terperosok ke peringkat 12 klasemen sementara. Bahkan Maung Bandung baru mengoleksi poin 10 dari total delapan laga yang dimainkan. Namun Djanur mengerti ekspektasi tinggi berada di pundaknya karena dirinya dianggap bisa menjadi dewa penyelamat. Dia pun siap bekerja ekstra keras untuk membawa Persib keluar dari tekanan. “Saya harus berbuat dan tetap optimis ke depan karena dari materi pemain tidaklah buruk. Tidak buruk meski tidak istimewa dan masih bisa diotak-atik apalagi jumlahnya banyak," kata pria asal Majalengka itu.
Meski Djanur sudah lama tak menangani Persib, tapi dia mengaku selama ini dia terus mengikuti perkembangan Persib, sehingga dia sudah punya bahan untuk evaluasi. Menurutnya persoalan yang paling serius baginya adalah kolaborasi pemain di wilayah penyerangan yang masih jauh dari harapan. Padahal secara kualitas individu, penyerang Persib cukup memadai dibandingkan klub-klub lain.
Sementara itu manajer Persib, Umuh Muchtar, berharap Djanur dapat mengentaskan Persib dari keterpurukan tapi enggan memberikannya target apapun. Bahkan, dia hanya menargetkan Persib mampu beranjak dari performa kurang impresif selama delapan pertandingan awal ISC A 2016. “Target sekarang untuk membenahi saja, jangan sampai kita terpuruk dan jangan sampai kita di bawah. Enggak ada target di setengah kompetisi juga,” jelas Umuh.
Kemudian Umuh juga mengharapkan seluruh pihak yang mendukung Persib mau berdoa untuk kesuksesan Janur dan Persib di musim ini dan musim-musim selanjutnya. Modal kebersamaan serta kekompakkan yang selalu menjadi andalan Djajang di harapkan membuat Persib kondusif dan main tanpa beban.
Selain itu, Djanur juga mengatakan dimundurkan Djanur dari kursi kepelatihan beberapa bulan lalu. Menurutnya, dimundurkan dari kursi kepala pelatih lantaran ditugasi PT. Persib Bandung Bermartabat (PT. PBB) untuk berguru ke Italia. Tidak hanya itu, dia berencana menunut ilmu kepelatihan di Amerika bersama DC United.
ed: fernan rahadi