Senin 18 Jul 2016 16:58 WIB

Panglima TNI: Teladani Strategi Dakwah Rasulullah SAW

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Meneladani Rasulullah SAW.
Foto: 4shared.com
Meneladani Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo, ikut mengisi Muktamar III Wahdah Islamiyah. Ia pun meminta para ulama meneladani strategi dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW.

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, meminta para ulama menampilkan wajah sebenarnya tentang Islam, yang selama ini sering dirusak pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Islam. Karenanya, ia berharap para ulama di Indonesia dapat meneladani strategi dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, yang memang penuh dengan kedamaian.

"Tebarkan salam, jalin silaturahim, saling menasehati, berbuat kebajikan dan cegah kemunkaran," kata Gatot di hadapan 2.500 peserta Muktamar III Wahdah Islamiyah, Senin (18/7).

Ia menekankan, langkah-langkah dakwah damai itu memang diperlukan sebagai benteng umat Islam di Indonesia, demi menghadapi tantangan yang semakin lama kian deras melanda. Menurut Gatot, salah satu masalah serius yang tengah menghantam umat Islam secara global dan dirasa perlahan mendera Indonesia, adalah maraknya terorisme.

Hal itu menjadi masalah dikarenakan para pelaku teror di dunia yang belakangan marak, dikomandoi untuk mengatasnamakan Islam yang tentu bertujuan merusak wajah Islam itu sendiri. Ia sendiri memahami dan meyakinkan kalau terorisme tidak ada kaitan dengan Islam, lantaran memang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam.

Sembari memberikan materi, Gatot turut memutarkan foto tempat-tempat di berbagai belahan dunia yang menjadi korban terorisme, yang sebagian besar terjadi di Timur Tengah. Dalam gambaran yang ditampilkan, ia menekankan kalau tidak ada lagi yang ditinggalkan aksi terorisme, selain kerusakan atas tempat-tempat yang semula indah.

Gatot menegaskan, kalau itulah yang terjadi apabila ulama-ulama cuma diam dan membiarkan negaranya diobrak-abrik terorisme, seperti yang banyak menimpa negara-negara Islam.

Ia mengaku, tidak bisa membayangkan yang terjadi kepada Indonesia beberapa tahun mendatang, apabila para ulama tidak mau ikut menjaga Indonesia dari berbagai masalah yang akan datang. "Apa yang terjadi kalau ulama diam saja tidak peduli pada masa depan anak cucu bangsa," ujar Gatot.

Untuk itu, ia mengatakan peran para ulama begitu penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, yang turut dilakukan para ulama terdahulu. Bahkan, Gatot sempat menerangkan sosok Jenderal Sudirman yang menjadi pimpinan perjuangan Indonesia, dan merupakan seorang ulama dan memiliki latar belakang sebagai pengajar di sebuah pondok pesantren.

Karenanya, ia menjelaskan dakwah-dakwah yang penuh kedamaian para ulama memang diperlukan umat Islam, untuk menghadapi tantangan globalisasi yang tengah dihadapi Indonesia.

Gatot berpendapat, perjuangan dakwah para ulama akan sejalan dengan yang dilakukan TNI, sebagai benteng persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "TNI tidak bisa sendiri, peran ulama sangat penting menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia," kata Gatot.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement