Senin 21 Jul 2025 16:36 WIB

Kesabaran dan Ketakwaan Nabi-Nabi Menghadapi Umatnya

Nabi Muhammad memang memiliki keistimewaan tersendiri.

ILUSTRASI Abu Jahal tetap memusuhi Nabi Muhammad SAW walaupun mengakui ketinggian akhlak beliau.
Foto: pxhere
ILUSTRASI Abu Jahal tetap memusuhi Nabi Muhammad SAW walaupun mengakui ketinggian akhlak beliau.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Nabi-Nabi terdahulu yang diutus sebelum Nabi Muhammad SAW memiliki ketakwaan dan kesabaran luar biasa. Padahal umatnya sangat membangkang, salah satunya umat Yahudi era Nabi Musa. 

Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho mengatakan, Nabi Muhammad memang memiliki keistimewaan tersendiri dengan  menjadi satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafaat. Keistimewaan itu tak lepas dari keluhuran akhlak dan perjuangan dakwah Nabi Muhammad yang tuntas. 

Baca Juga

Sebab jika dibandingkan dengan Nabi-Nabi sebelumnya, dakwah Rasulullah SAW sangatlah sempurna meski beliau diturunkan di tengah lingkungan masyarakat jahiliyah. Sementara jika menelisik perjalanan dakwah para Nabi-Nabi terdahulu, kata Kiai Ahsin, maka perbandingan perjalanan dakwah Nabi Muhammad jelas jauh lebih tinggi. 

Misalnya, Kiai Ahsin menjabarkan, Nabi Adam tidak bisa memberikan syafaat karena beliau merasa bahwa akibat kesalahannya melanggar perintah Allah di surga lah maka manusia diturunkan ke muka bumi.

Selanjutnya pada Nabi Nuh AS, kata beliau, setelah berdakwah selama 950 tahun, Nabi Nuh hanya mampu mengajak sekitar 80-an orang saja yang mempercayai risalahnya. Begitu pun dengan Nabi Musa AS yang pada akhirnya didurhakai oleh umat Yahudi yang dibelanya. Adapun dengan Nabi Isa, menurut beliau, pun tidak begitu sempurna perjalanan dakwahnya sebab nyaris saja terbunuh.

Adapun Rasulullah SAW menjalani sejumlah rintangan dakwah yang tak mudah, namun demikian Kiai Ahsin berpendapat bahwa rintangan tersebut mampu dilalui dan dengan baiknya Nabi berhasil menancapkan nilai luhur akhlak. Istimewanya, nilai-nilai dari ajaran Islam mengenai akhlak itu berlaku untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Meski demikian, perjuangan dakwah para Nabi terdahulu kerap diisi dengan kesabaran dan ketakwaan yang tinggi. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : Dok Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement