Rabu 20 Jul 2016 16:37 WIB

BKPM Dorong Investasi di Bidang Bioskop

Warga mengantre untuk masuk ke dalam bioskop.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga mengantre untuk masuk ke dalam bioskop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal akan mendorong investasi di sektor perfilman, khususnya untuk penambahan bioskop atau layar film sebelum mendorong kemajuan film Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (20/7), mengatakan pada tahap awal, pihaknya akan mendorong investor sektor perfilman untuk memperbanyak jumlah layar film yang ada. Kemudian, selanjutnya adalah untuk investasi dalam produksi film itu sendiri dengan adanya memproduksi atau hanya "shooting" atau ambil lokasi saja di Indonesia.

"Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan film Indonesia harus mendapat porsi dari bioskop-bioskop di Indonesia. Dengan ketersediaan layar bioskop di Indonesia, maka akan lebih banyak film-film Indonesia diputar di bioskop dengan melibatkan investor dari luar untuk meningkatkan kualitas, untuk meningkatkan mutu dan bukan tidak memungkinkan agar film Indonesia dapat diekspor," tuturnya.

Indonesia, lanjut Franky, masih membutuhkan penambahan bioskop untuk menampilkan film-film yang terbaik. "Saat ini, tidak lebih dari 1.100-an jumlah bioskop yang ada di Indonesia. Sementara potensi sektor film yang ada sangat berkembang baik dari sisi bioskop, distribusi, dapat hingga produksi film," ujarnya.

Menurut Franky, investasi di dalam penambahan layar bioskop dapat mendorong terciptanya jumlah produksi film. Dia menilai dengan ketersediaan bioskop, maka pasokan flm-film Indonesia akan semakin meningkat.

"Dengan kebutuhan akan produksi film yang meningkat, maka talenta-talenta untuk memproduksi film juga akan semakin dibutuhkan. Hal ini diharapkan juga akan meningkatkan kualitas sektor perfilman Indonesia," imbuhnya. Franky menambahkan, sektor perfilman dapat menjadi salah satu alternatif investasi yang prospektif. Pasalnya, sektor tesebut akan ikut tumbuh mengikuti pertumbuhan kelas menengah perkotaan serta meningkatnya skala kota-kota di Indonesia yang memiliki kepadatan meningkat.

Lebih lanjut, BKPM sendiri telah menerima minat investasi di sektor perfilman yang disampaikan dari Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat. "Kami akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian teknis maupun Badan Ekonomi Kreatif untuk mengawal minat investasi yang telah disampaikan kepada BKPM," imbuhnya.

Data Bekraf menyatakan rasio layar berbanding populasi penduduk di Indonesia masih sangat rendah, yakni 100.000:0,4. Rasio tersebut berada di bawah Amerika Serikat yang rasionya 14, Inggris 6,8, Korea Selatan 4,3, dan China 1,8. Sedangkan di beberapa negara tetangga, rasionya juga lebih besar, seperti Singapura 3,9, Malaysia 2,4, dan Thailand 1,2. Dari jumlah layar bioskop tersebut, 87 persen layar berada di Pulau Jawa, di mana 35 persen dari jumlah tersebut berlokasi di Jakarta.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement