Rabu 20 Jul 2016 18:06 WIB

Halal Bihalal, Momentum LDII Wujudkan Sinergi

Ketua Umum LDII Abdullah Syam memberikan sambutan pada Silaturahim Syawal 1437 H di Jakarta, Selasa (19/7) malam.
Foto: Darmawan/ Republika
Ketua Umum LDII Abdullah Syam memberikan sambutan pada Silaturahim Syawal 1437 H di Jakarta, Selasa (19/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, Halal bihalal yang merupakan tradisi khas Indonesia menjadi salah satu momentum memperkuat tali silaturahim dan membudayakan saling mengenal sekaligus memahami kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Pesan inilah yang menjadi ruh dan semangat Silaturahim Syawal yang digelar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Selasa (19/7) malam. Ketua Umum LDII Abdullah Syam mengatakan, dengan terwujudnya saling mengenal (ta'aruf) dan salin memahami (tafahum) akan terbentuk sinergi yang kuat.   

Sinergi itu, ungkap Abdullah, modal penting untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang tengah menghadapi krisis multidimensi. Mulai dari degradasi jatidiri, ideologi, hingga karakter dan moral. “Mari kita perkuat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” katanya.        

Ketua Dewan Pimpinan Pusat LDII, Prastyo Sunaryo, menambahkan globalisasi yang muncul akibat perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang berakumulasi dengan teknologi transportasi, mengakibatkan perbenturan nilai.

Baik yang berasal dari lingkunga kehidupannya atau yang muncul dari pengetahuannya atas informasi. Entah yang diperoleh dari teknologi atau hasil relasi antarindividu.   

Sebagai imbasnya, ungkap Prasetyo, globalisasi melahirkan sikap baru sebagai manifestasi dari perkembangan wawasan yang diserap. Ini bisa mendulang manfaat, tetapi juga di satu sisi mendatangkan persoalan baru, yaitu peningkatan angka kemiskinan di tingkat global.   

Ia menyebutkan, Afrika memiliki 416 juta penduduk miskin dengan pendapatan kurang dari 1,25 dolar AS per hari pada 2015.

Di Asia Selatan meningkat, dari semula 7 juta penduduk miskin menjadi 407 juta pada tahun yang sama. Sedangkan di Amerika Latin, angkanya mencapai 293 juta warga miskin dari sebelumnya 175 juta orang. “Total penduduk miskin di dunia hampir 1 miliar jiwa," katanya.

Atas dasar itulah, ujar Prasetyo, silaturahim yang mengangkat tema "Membangun Rasa Persahabatan di Era Globalisasi" ini, adalah upaya sederhana mengingatkan kembali perlunya penguatan persahabatan antarmanusia melalui peningkatan intensitas silaturahim.

Dengan demikian, diharapkan berkontribusi mengurangi terjadinya konflik sekaligus membangun kebersamaan mencoba mengatasi kemiskinan, baik tingkat lokal maupun secara bersama antarbangsa pada tingkat global.

Hadir dalam acara yang dipandu oleh artis Ben Kasyafani itu, tokoh dari dalam dan luar negeri. Di antara duta besar negara sahabat yang hadir antara lain dubes Inggris, Norwegia, Amerika, dan Singapura. Hadir pula sejumlah perwakilan ormas Islam, seperti NU, Muhammadiyah, dan tokoh lintas agama.      

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement